↻ Lama baca 2 menit ↬

PAGAR SUDAH. TEMBOK PENGALANG SUDAH. KOLAM PERINTANG LAGI DIBIKIN.

gedung parlemen

Sudah basi kalau kita mempersoalkan pagar Gedung DPR-RI berongkos Rp 2 miliar lebih yang membentengi mereka dari rakyat yang diwakilinya. Setidaknya basi buat angota DPR-RI itu. Ralat: gedung itu juga menampung MPR-RI dan DPD. Dengan catatan: ada juga wakil rakyat yang tak nyaman dengan pagar itu.

Tadi pagi saya melintas di depan gedung itu. Lalu melongok. Eh ada proyek pembuatan kolam memepet pagar. Saya teringat cara kuno membangun benteng dan puri: ada parit pertahanan di luar tembok.

Mungkin para demonstran nanti akan membawa titian atau tangga untuk melompati kolam itu. Tali dan pengait tampaknya juga perlu, bagus untuk promosi Petzel.

kolam

Tentang pagar dan gerbang yang dirancang berwibawa itu, ada masa ketika banyak anggota dewan yang terhormat lagi mulia lebih sering lewat pintu belakang. Mereka tak masuk dari gerbang utama di Jalan Gatot Subroto, melainkan dari Jalan Gelora, seberang Lapangan Tembak.

Semoga pilihan cara masuk itu semata karena perhitungan jarak, bukan karena kebiasaan menempuh jalan belakang. Juga bukan karena dulu sekitar pagar depan yang gerbangnya sering ditutup itu dipakai taksi untuk mangkal dan penjual memajang cermin.

dpr

Apa? Cermin? Haha! Ya! Benar. Dulu ada beberapa penjual cermin mangkal di sana. Jangan-jangan mereka berharap para wakil rakyat, eh wakil partai, itu akan membeli cermin untuk berkaca sambil berdendang “mirror, mirror on the wall…”

Selain pagar yang meninggi, para anggota nan mulia itu juga membentengi diri dengan sebidang tembok besar lebar pengganjal lansekap. Tembok itu hanya untuk menampung tulisan nama lembaga.

tembok norak dpr

Tembok baru itu mengalangi pandangan mata dari jalan. Kini tak gampang terlihat lagi bentang memanjang air mancur gedung rakyat. Tak mudah tampak lagi, dari sudut pandang lurus, jejeran mobil terparkir di depan lobi. Tak langsung tampak lagi dakian tangga lebar menuju kolong kubah kembar topi baja. Identitas gedung parlemen yang ikonik telah tersamarkan.

Besok, toh selalu ada dana, datangkan saja Christo. Mintalah dia membungkus gedung parlemen. Bukan hanya untuk seminggu pemeran melainkan selamanya. Lantas pindahkanlah laboratorium perakitan prosesor, yang kebersihannya melebihi ruang bedah medis, agar ruang dalam gedung itu lebih steril.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *