Gabus termos masih dijual. Percuma ganti sumbat kalau tabungnya rusak. Maka tempelkanlah kuping Anda ke lubang termos.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Tutup termos masa kini

Malam, dua hari lalu, seorang ibu, tetangga dari keluarga yang kesripahan, menghidangkan termos berisi air panas, beserta bubuk kopi dan gula. Kursi plastik di gang buntu itu menjadi meja seduh.

Ketika saya membuka termos, saya amati dan raba bagian dalam tutup (stopper). Ada tonjolan kecil terbalut bahan kasar kencang itu tak sekeras plastik, tetapi bukan karet. Saya ketuk seperti kayu. Maka saya pun teringat tutup termos jadul.

Anda yang mengalami pasti juga ingat: kain mori pembalut gabus penyumbat mulut termos itu lama kelamaan sobek, lembap agak lengket. Lalu tampaklah bahan seperti cork untuk tutup botol anggur.

Saya tak tahu apakah ibu saya dahulu selalu membeli pengganti sumbat untuk termos. Ya, termos yang bodinya berlapis seng sampai berkarat. Misalnya pun Ibu membeli, saya tak tahu di mana tokonya.

Gabus sumbat termos masih dijual

Saya cek di lokapasar ternyata banyak lapak menjual sumbat. Artinya, masih ada termos jadul bersumbat gabus yang fungsional, bukan dekorasi vintage.

Yah, inilah keajaiban belanja daring. Barang apapun ada sedia dan yang lebih penting mudah didapatkan. Beda kota bukan masalah. Sebelum ada internet, kita tak tahu toko mana yang menjual penyumbat termos.

Termos sekarang beragam desain. Prinsip sumbat masih berlaku, tak harus dari gabus. Begitu lumrahnya kata termos sehingga ada saja orang yang tak tahu bahwa itu jenama, yakni Thermos, yang masih ada hingga kini.

Asal muasal termos dari merek Thermos

Informasi penting tentang termos saya baca saat kelas tiga empat SD, dari majalah anak-anak. Untuk mengecek apakah tabung kaca sudah retak, tempelkanlah telinga pada mulut termos. Jika berdengung, karena perbedaan tekanan udara, berarti tabung belum retak. Saya membuktikannya di toko. Babah penjual cemberut.

Kenapa saya tak mencobanya di rumah? Termos selalu terisi air panas.

Gabus sumbat termos masih dijual

Jangan tertawa kalau ditawari termos

Termos dan aneka cerita bekal minuman

Ngehe, kehed…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *