Entahlah apakah buni atau wuni ini langka. Nyatanya ada yang jual bibit dan buahnya di lapak daring.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Buah buni di TPU Jatisari II, Bekasi, Jabar

Kemarin siang saat berteduh di bawah pohon, menghadiri pemakaman seorang ibu, saya mendongak. Saya amati dompolan buah kecil hijau di pohon itu. Oh itu buni, atau wuni (Antidesma bunius). Saya lupa rasanya. Terkesan oleh buah itu pun tidak.

Saya hanya ingat, pohon buni banyak semutnya. Waktu saya berusia sembilan tahun pernah mencicipi. Ada anak lain yang memanjat pohon, di tebing sungai kecil kering, pada kebun luas kosong penuh belukar itu. Kami dulu, hanya bersandal jepit, bahkan anak lain bertelanjang kaki, tak hirau risiko bertemu ular.

Buah buni di TPU Jatisari II, Bekasi, Jabar

Kemarin saya tak beroleh gambar bagus maupun buni masak. Lensa ponsel biasa saja tetapi layar saya di tempat terbuka akan menggelap, sehingga mempersulit fokus dan komposisi. Harus melibatkan kebatinan.

Buah buni oleh situs web pemerintah, Indonesia.go.id, disebut “langka” — saya belum menemukan data daring ihwal status populasi di pekarangan (bukan di hutan) dan sebaran buni se-Indonesia di BRIN dan Kementan. Di lapak lokapasar ada saja penjual bibit dan buahnya. Dari sisi keakraban masyarakat masa lalu, ada saja tempat yang bernama Karangwuni dan Kedungwuni di Jateng dan Jatim. Vegetasi sering menjadi unsur kuat dalam toponimi.

Bibit tanaman dan buah buni di Shopee dan Tokopedia

Buah buni dipercaya berkhasiat bagi kesehatan. Misalnya menjaga kekuatan jantung, mengendalikan tensi , dan menurunkan gula darah (¬ Dokter Sehat).

Boleh tahu, kapan terakhir kali Anda merasakan buah buni?

Buah buni di TPU Jatisari II, Bekasi, Jabar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *