Untuk pertanyaan dalam judul, ada jawaban yang bisa diterima semua pembaca: orang tua suka membahas masa lalu karena mereka nggak move on; hari ini dan apalagi esok bukan milik mereka. Puas?
Bagi saya ada alasan tambahan kenapa menambahkan kategori atau “rubrik” baru Nemu Posting Lawas (NPL).
Dasar alasan adalah akhirnya saya ngeblog lebih untuk kepentingan egosentris, yakni untuk terus berlatih menulis sekalian merawat ingatan agar dapat menunda aras atas kepikunan. Lagi pula ngeblog yang tak pernah ngetren itu kini tak menarik lagi bagi penyukanya pada masa lalu. Lalu selain itu?
- Saya tak ingat pernah menulis apa saja, hingga saya menulis ini sudah terbit 6.241 posting sejak 2006, padahal sebagian posting lawas bisa berisi hal menarik pada tahun-tahun terlewat, dan bisa juga masalah yang hingga kini sudah selesai atau… malah belum teratasi
- Ada masa saya tetap ngeblog tetapi saya kunci, selama lima tahun, 2014—2019, sehingga belum pernah dibaca orang kecuali karena giringan Google dan nemu di Posting Acak
- Dengan membaca ulang lalu mengangkat alasan #1 dan #2, saya terbantu dalam menggali arsip untuk saya tampilkan dalam related post secara manual
Untuk #3, kadang saya buntu dalam pencarian judul. Namun bisa juga saya mencarinya secara melipir, melalui komentar. Ada yang postingnya ketemu karena saya ingat Sandalian pernah menyebutkan “triangulasi” ketika dia mengomentari sebuah posting perihal jarak tempuh pekerja di Jabodetabek.
Terus berlatih menulis ini penting bagi saya agar kemampuan berbahasa Indonesia saya tak cepat tergerus. Hanya ini bahasa yang lebih saya kuasai selain bahasa Jawa nonbaku — artinya saya bilingual, bukan?
2 Comments
Saya ada pernah baca Paman, karena alasan sangat personal, ngeblog tapi ngunci blognya. Tapi saya enggak menyangka ternyata nguncinya hingga lima tahun.
🙏😇 Begitulah adanya