↻ Lama baca < 1 menit ↬

Koleksi arloji jam tangan tapi tetep suka jam karet

Bu Panci mengantarkan sendiri asinan sayur dan buah dengan dalih sekalian jalan, menggerakkan badan, agar sehat. Kamsi menyongsongnya. Kamso menanyakan kabar Pak Ponco.

“Ada pandemi, kena PHK tapi bilang ke orang pensiun dini. Mentang-mentang lagi ada duit dia suka beli jam tangan, belanja online, dari yang murah meriah akhirnya dikasihkan orang sampai automatic harga sedengan. Padahal waktu kerja udah punya banyak jam, dari quartz baterai, solar, terus apa itu yang tanpa ganti baterai, lalu smartwacth, sampe yang automatic.”

Selesai ambil napas dia simpulkan, “Pemborosan. Tapi ya daripada buat lainnya yang bikin istri cemburu, kan?”

Kamsi tertawa kecil, lalu melirik suaminya, “Kata Mas Kamso sih jam apa aja, harga berapa aja, itu nggak penting. Lebih penting pemiliknya selalu tepat waktu. Percuma pake jam mahal tapi jam karet.”

Bu Panci menatap Kamso, “Kenapa ya Mas, pria suka jam tangan?”

“Perhiasan pria tuh cuma arloji selain cincin kawin. Kan nggak semua pria suka pake kalung tali kaleng Marie Regal dan akik kayak Tesi? Lagian arloji tuh ada unsur mekanisnya. Nah, pria sebagai anak kecil berusia tua suka barang gituan.”

¬ Hak cipta gambar Regal, Vostok, dan Sturmanskie ada pada masing-masing pemilik