Memang, KPU belum resmi memutuskan. Tapi hasil pilpres sudah jelas. Meskipun begitu debat di akar rumput masih terus.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Menonton debat pascapilpres

Saat tiba di reriungan rujakan di taman, Kamso dan Kamsi mendapati Bobby Ganas yang doyan bicara sedang menceramahi Amrul Steker yang dikenal pendiam. Hadirin menonton. Kedua orang itu bapak muda usia 40-an. Rumah mereka bersebelahan.

Bobby sejak dulu pendukung Prabowo Subianto. Sedangkan Amrul sejak dulu pendukung Jokowi, kecuali dalam Pilpres 2024.

“Udahlah, terima aja hasil pemilu. Kita harus move on, Bro!” kata Bobby.

“Pilpres kali ini nggak bener sejak awal. Elu tau, gue dari dulu nggak suka Wowo yang penculik. Gua juga muak ama skandal MK,” sahut Amrul.

“Hahahaha! Isu kuno digoreng terus. Banyak korban penculikan yang ikut Prabowo. Lagian dia kan nggak diadili, gimana bisa disebut penjahat HAM?”

“Hmmm…”

“Lagian siapa yang dulu ajak Prabowo pulang ke Indonesia dan kasih jaminan? Taufiq Kiemas dan Megawati, kan? Malah Prabowo lantas jadi cawapres buat Mega.”

“Hmmm…”

“Soal etika politik pascaputusan MK? Itu cuma wacana, nggak batal secara hukum. Buktinya 02 melaju terus.”

“Lalu ada kecurangan dan keberpihakan Jokowi dan anak sebelum coblosan.”

“Itu perlu bukti! Mau gugat ke MK juga susah buktiin. Prabowo udah dua kali kandas di MK! Mau main angket dan interpelasi di DPR silakan, bakalan macet!”

“Pemenang pemilu kali ini nggak bener!”

“Silakan aja. Buktinya rakyat milih dia. Taruh kata nggak ada tambahan suara karena curang, tetap aja yang menang 02!”

“Menyedihkan, mayoritas pemilih nggak peduli HAM, nggak peduli etika politik! Karena etika adalah, maaf nih, ndasmu… ”

“Ah elu! Itu sih mainan kaum minoritas sok intelek. Buktinya film Dirty Vote nggak ngefek! Aksi Kamisan? Siapa yang peduli? Media aja bosen beritain. Buku kronik penculikan? Halah apalagi buku tebel mahal, video gratis aja nggak banyak yang peduli, padahal nggak perlu mikir. Realistis dong, Bro!”

“Realistis dengan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan masa depan demokrasi?”

Sorry to say, orang kayak elu dari dulu naif, text book thinking. Dulu elu loyalis Jokowi. Giliran Jokowi pro-Prabowo, elu yang berkhianat, nggak ngikutin Jokowi!”

“Jadi gue kudu ngikutin arus maaf … ndasmu yang nggak bener tapi kuat? Rugi dong!”

Kamsi menggamit suaminya dan berbisik, “Yang bakat jadi politikus yang mana, Mas?”

“Udah keliatan jelas, kan?” sahut Kamso.

¬ Ilustrasi dihasilkan oleh kecerdasan artifisial

4 thoughts on “Menonton debat pascapilpres

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *