Rak untuk pesanan via Gofood dan lainnya

Semua sistem layanan berasumsi semua orang jujur. Masalahnya apakah itu mungkin?

▒ Lama baca < 1 menit

Rak pesanan Gofood di Bubur Ngidham Chandra Baru — Blogombal.com

Saya kesiangan, baru pukul sembilan kurang seperempat mendatangi penjual nasi uduk sehingga kehabisan. Tetapi aneka bubur masih ada, dan kesukaan saya adalah bubur sumsum dengan penutup biji salak. Sudah manis, tak perlu diberi kinca. Saya lihat rak di teras tetangga saya sudah tak penuh makanan pesanan namun ojol masih berdatangan.

Bagi saya rak makanan swalayan ini menarik. Sejumlah warung penjual makanan dan minuman pesan antar menyediakan rak macam itu. Ada bagian untuk Gofood, Shopee Food, dan GrabFood. Bang Jack, maksud saya kurir, tinggal mencocokkan pesanan di rak dengan aplikasi di ponselnya.

Rak pesanan Gofood di Bubur Ngidham Chandra Baru — Blogombal.com

Itulah menariknya teknologi dalam ekosistem layanan. Misalnya kurir salah ambil atau salah antar, masalahnya bisa dirunut. Bagaimana kalau kurir yang tak masuk dalam data transaksi, atau bukan kurir misalnya saya, ikut mengambil pesanan di rak, padahal penjual sibuk? Mungkin penjual harus membuka rekaman CCTV.

Tinggal ambil makanan itu mengingatkan saya kepada rak minuman di pujasera Eat n’ Eat Gandaria City, Jaksel, sampai sepuluh tahun silam. Orang licik, atau pikun, bisa mengambil minuman tanpa mampir ke kasir. Dari sisi peluang hal itu mungkin. Arah hadap rak tak terlihat oleh kasir, bahkan bisa dikatakan membelakangi kasir.

Ingat, orang tega nggabrul atau menipu penjual jajanan itu ada di mana-mana. Penampilan bukan jaminan. Kalau tak percaya silakan menanya Lik Jun, pegawai kedai yang disayang Bu Bos karena ada pertautan asmara. Lik Jun mendaku sebagai karyawan.

Rak minuman swalayan Eat n' Eat Gandaria City — Blogombal.com

3 Comments

Pemilik Blog Rabu 5 November 2025 ~ 10.45 Reply

Yang penting rukun dan mesra terus. Tapi orang nggabrul atau darmaji harus ditandai 😂

Tinggalkan Balasan