Perawatan karpet merah dan warna lain bikin menyerah

Permadani yang melekat pada lantai itu merepotkan dalam perawatan.

▒ Lama baca < 1 menit

Karpet ruang tunggu bengkel Roda Kencana, Jatimakmur, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Mendengar karpet merah, hal yang langsung mencuat dalam benak kita adalah layanan untuk para naratama (VIP) dan naratetama (VVIP). Artinya selalu didahulukan, diperlakukan secara istimewa, sebagaimana seharusnya orang dalam guest list yang tak perlu menunjukkan kartu undangan.

Pada sebuah ruang tunggu di bengkel mobil, di Jatimakmur, Kobek, Jabar, sejak dulu lantainya dilapisi babut sintetis. Warnanya merah. Tetapi saya tak dapat merumuskan ini merah apa karena bersemburat jingga tua tipis. Sofanya juga berwarna senada. Pada beberapa bagian, permadani itu sudah menipis karena lecet, hampir pitak.

Karpet ruang tunggu bengkel Roda Kencana, Jatimakmur, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Kini masih banyakkah ruangan bukan di tempat tinggal yang berkarpet melekat? Merawat karpet itu sulit, karena harus selalu bebas dari debu dan terhindarkan dari jebakan lembap. Dulu hotel bintang empat bahkan tiga ada yang berkarpet melekat. Jika perawatannya kurang bagus, begitu masuk kamar terasa aroma jamur. Kaki basah dari kamar mandi mempercepat jamur berbiak. Tidak sehat.

Kini bahan pelapis lantai kian beragam, sehingga hotel lama yang direnovasi mencopoti ubin marmer, menggantinya dengan keramik atau lainnya yang lebih mudah merawatinya, misalnya parket sintetis, dari UPVC sampai conwood. Tentang ubin marmer, untuk kamar mandi sebenarnya bagus, karena porositasnya lebih tinggi daripada keramik maka tak terlalu licin.

Karpet ruang tunggu bengkel Roda Kencana, Jatimakmur, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Lalu karpet melekat pada lantai kamar hotel? Seperti ubin marmer pada hotel bintang empat dan tiga, mereka sudah dienyahkan.

Karpet kamar hotel di Jakarta — Blogombal.com
Karpet kamar hotel di Jakarta (2008)

Tinggalkan Balasan