Bersama Agnezmo dalam KRL

Berdiri dalam angkutan itu memenatkan. Apalagi kalau macet.

▒ Lama baca < 1 menit

Iklan Hot Cream Agnezmo dalam KRL — Blogombal.com

Belasan tahun silam saya pernah melihat teks pada punggung kaus bloger Epat Songolimo: “berdiri sejak tidak dapat tempat duduk”. Berdiri tanpa gerak, kalau terlalu lama akan membuat penat. Iklan krim pengurang pegal bergambar Agnezmo ini tepat sasaran. Dipasang dalam gerbong KRL Jakarta-Nambo.

Lebih dari 30 tahun lalu saya pernah naik bus Jakarta-Cirebon berdiri. Sambung bus lagi, gonta-ganti, kadang dapat kursi, akhirnya sampai Salatiga, Jateng. Untung masih muda, masih kuat. Kalau naik KRL Jakarta-Bogor, sesampainya di Depok ada kemungkinan bisa duduk. Kalau belum, tunggu sampai Citayam.

Iklan Hot Cream Agnezmo dalam KRL — Blogombal.com

Sejauh mata memandang nirmana dalam gerbong, yang tampak adalah iklan Agnezmo itu. Ruang kereta lebih memungkinkan beriklan daripada bus Transjakarta. Dalam kereta, yang atapnya lebih tinggi, palang dan sela di antara pegangan tangan pun bisa menjadi media reklame.

Iklan di antara pegangan tangan KRL — Blogombal.com

Soal berdiri, dalam Transjakarta bisa lebih lama karena kemacetan. Sepuluh tahun silam saat jalan layang perempatan Kuningan-Gatsu dibangun, macet jalan luar biasa. Sejak dari Pinangranti atau Cililitan hingga Slipi itu berdiri sungguh menyiksa. Dua jam bahkan bisa lebih.

Lalu ini foto kapan? Selasa, 6 Maret 2025, 14.05, saya temukan dalam ponsel saya. Saat dibersihkan, album saya selalu memunculkan gambar yang terlewat mata tua. Begitulah, jalur kereta tak kenal macet. Tetapi kereta bisa mogok, lalu perjalanan kereta lain tertunda. Apalagi kalau rel bermasalah.

Tinggalkan Balasan