Daun jati di atas atap itu merepotkan

Banyak tempat di sana bernama jati. Bagaimana nanti cara menebang jati tua?

▒ Lama baca < 1 menit

Serakan daun jati di atap rumah sebelah JPO JORR Jatiwarna — Blogombal.com

Setiap kali saya melewati jembatan penyeberangan orang (JPO) di JORR Jatiwarna, Pondokmelati, Kobek, Jabar, itu sesampainya di atas selalu melihat atap warung dipenuhi guguran daun jati. Dalam judul saya sebut “merepotkan”. Apakah demikian kenyataannya?

Belum tentu. Itu tadi hanya pengandaian saya. Lagi pula saya tak bertabayun kepada pemilik yang warungnya selalu tutup itu. Pohon jati muda tersebut ada di sebelah warung. Di seberang, di luar ujung lain jembatan, juga ada pohon jati, di delta pertigaan.

Di lahan sempit segitiga tersebut ada beberapa warung tenda, misalnya warung sate berharga belasan juta rupiah dan warkop sasetan tempat kurir paket meriung. Kanopi pohon jati menjadi peneduh. Guguran daun kadang mengisi anak tangga JPO.

Saya tak tahu apakah guguran daun jati tersebut secara berkala dibersihkan. Nyatanya daun tak pernah sampai menumpuk tinggi. Atau barangkali daun akan luruh sendiri karena terdorong air hujan maupun tiupan angin? Untunglah atap bondek itu tak bertalang. Jika ada talangnya pasti menampung segala daun dan menjadi masalah.

Tak banyak yang menanam pohon jati di area saya dalam radius dua kilometer. Penjual makanan pemanfaat daun jati juga tak ada. Bahkan anak sekolah yang setiap hari melihat guguran daun di situ mungkin juga tau tahu bahwa itu dari pohon jati.

Selama berjalan kaki setelah memotret guguran daun jati itu saya terus melamun. Jati menjadi bagian dari toponimi kawasan sekitar lokasi pohon itu. Pohon yang daunnya saya foto ada di Kelurahan Jatimelati. Pohon yang lain, di seberang, ada di Kelurahan Jatiwarna, berbatasan dengan Kelurahan Jatirahayu.

Setelah itu ada Jatimekar, Jatikramat, Jatimakmur, Jatibening, Jatiasih, dan entah jati apalagi. Apakah semua guru sekolah di area bernama jati menjelaskan soal toponimi itu kepada muridnya, misalnya di kelas tiga SD?

Ah, lamunan saya terlalu jauh dan tidak penting. Lebay malah. Lebih baik saya ceritakan lamunan yang lain. Soal apa? Ketika semua lahan akhirnya padat diisi rumah, padahal ada pohon jati tua di antara rumah-rumah, bagaimana nanti cara menebang pohon agar tak mendapatkan batang pendek?

2 Comments

Ndik Senin 9 Juni 2025 ~ 19.26 Reply

Jati mungkin sebagai tetenger kota. Beberapa waktu Lalu ngepos di daerah plesungan solo coret, banyak Jati, Dan tentunya dimusim tertentu, berkah berupa uler pating gemandul Dan bersahaja turun ke Bumi, jika turunnya ndilalah ke githok, tentunya dengan penuh cinta bikin Kita totalitas menjadi kesatria bergitar, yg berujung kehilangan 600ewu buat suntik

Pemilik Blog Senin 9 Juni 2025 ~ 21.37 Reply

Satria gatal 😂😂😂😂

Tinggalkan Balasan