Apa sih masalah motor lewat JPO?

Misalnya hal ini dibahas dalam kelas, diskusinya seperti dalam angkot.

▒ Lama baca < 1 menit

Pemotor memanfaatkan JPO Jatiwarna, JORR, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Saya tidak tahu apakah pengendara sepeda motor naik ke jembatan penyeberangan orang (JPO) dibahas oleh guru dan siswa dalam kelas di SD hingga SMA.

Maksud saya terutama di sekolah yang dekat dengan JPO termaksud — bahkan murid maupun pengantar murid bermotor juga memanfaatkan JPO.

Kalau gurunya? Masa guru memberikan contoh tak elok dalam berlalu lintas. Apalagi guru yang ASN. Bukankah abdi negara, guru pula, adalah panutan?

Misalnya tidak dibahas dalam kelas, berarti motor lewat JPO itu bukan masalah. Tak perlu dipikirkan.

Pemotor memanfaatkan JPO Jatiwarna, JORR, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Tetapi misalnya dibahas, mungkin ada murid yang berpendapat, “Yang menganggap masalah itu orang yang nggak tau shortcut naik motor.”

Saya pernah mendengar obrolan dalam angkot, antara sopir dan penumpang. Bagi sopir, orang hidup di Indonesia harus selalu punya cara buat menyiasati aturan.

Penumpang di sebelah sopir, rupanya mereka saling kenal, menimpali, “Soal aturan, kita cuma rakyat, ngeliat gimana yang di atas. Santai ajalah.”

Penumpang lain, yang duduk di belakang kursi sopir, dan rupanya teman kedua orang tadi, bilang, “Pinter-pinternya kitalah. Emang sistemnya gitu. Nggak usah baper. Hehehe…”

Hmmm… sistem. Binatang apakah gerangan? Mari menyongsong Indonesia Cemas 2045, the Republic of Indonesia Centennial.

Pemotor memanfaatkan JPO Jatiwarna, JORR, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Tinggalkan Balasan