Tumben, cabai alias cabe yang matang itu masih aman. Saya melihatnya tadi pagi saat pergi ke warung yang memberikan uang kembalian lusuh itu.
Beberapa hari lalu saya memotretnya lalu mengeposkannya ke blog ini. Saya sebutkan, cabe di pinggir lapangan basket itu belum ada yang memetik.
Tadi saya memotretnya, sekalian memotret cabe yang masih hijau di gerumbul tanaman yang lain, sejauh enam meter. Lalu apakah posting ini penting, bagi saya maupun pembaca?
Isi blog ini memang tidak penting. Terutama bagi orang lain. Bagi saya, yang penting dapat menyalurkan keisengan, dorongan impulsif, dan mempersegar pikiran.
Apakah besok, ketika ada orang bikin gulai atau tongseng, akan ada yang memetik? Saya tidak tahu. Dan mungkin tak akan mengecek. Hidup saya bukan untuk cabe-cabean.