Garansi menerima kembali uang jelek

Pecunia non olet. Uang tak berbau. Padahal bertaut dengan urine.

▒ Lama baca < 1 menit

Garansi warung sayur menerima kembali uang jelek — Blogombal.com

“Maap, Pak. Adanya duit lima ribu yang satunya jelek. Entar kalo ditolak tempat lain, yang jelek buat beli di sini,” kata Bu Warung Sayur. Uang itu adalah kembalian pembelian bawang merah, daun bawang, dan seledri.

Uang itu saya terima, lalu saya meneruskan misi ke warung lain, mengambil pesanan istri. Dalam gambar, warung sayur berikutnya ada pada latar belakang.

Di warung tersebut Mas Jepri, sang juragan, mengamati uang kertas Rp5.000 yang lusuh, sudah disambung dengan selotip, dan dicoreti pakai bolpoin, namun tak berkomentar. Uang itu dia terima.

Uang itu nanti, tak usah menunggu besok, akan berpindah tangan lagi. Semua orang butuh uang asli yang masih berlaku. Pecunia non olet, kata pepatah Latin. Uang tidak berbau. Asal muasal kata tersebut, yang berhubungan dengan urine, dapat Anda lacak.

Apakah Anda pernah mendengar keluarga seorang politikus juga beroleh warisan brankas berisi uang tunai, termasuk yang lusuh, bahkan sudah tak berlaku? Itu bukan hasil korupsi melainkan uang hasil transaksi tunai di jaringan SPBU miliknya. Dulu belum ada transaksi nirtunai di pom bensin.

Tinggalkan Balasan