Tumben tadi pagi ketika saya lewat depan lapangan basket, cabai (KBBI, baku ) eh cabe (ragam cakap) gila itu masih ada. Buah yang merah jumlahnya tak sampai sepuluh. Biasanya meskipun hanya sebutir, kalau pagi ada maka sorenya sudah raib.
Tanaman cabe di tempat umum termasuk barang laku. Cabe rawit hijau kecil untuk nyeplus tahu goreng sampai cabe gila untuk sambal dan bumbu pasti ada yang mau.
Sebenarnya sejak akhir pekan lalu saya sudah mengamati tanaman di pinggir got hitam ini, sejak buah yang sudah merah cuma satu dua. Siapa yang memetik? Mungkin justru orang yang menanam.
Pada gerumbul tanaman lain juga ada pohon cabe, tetapi masih mentah buahnya. Biasanya setelah matang ada yang memanfaatkan. Entah siapa. Apakah di sekitar tempat tinggal Anda juga ada cabe cuma-cuma? Adakah yang memetik habis lalu mengonsumsinya di tempat?