Saya menduga warung gudeg ini memperoleh tulisan “tempat sudah dipesan” bukan dari membeli akrilik lipat yang sudah jadi, melainkan memesannya dengan permintaan atau kustom.
Andai kata dugaan saya benar, muncullah pengandaian bahwa juragan warung membayar lebih mahal daripada membeli penanda “reserved” yang sudah jadi. Membeli yang sudah jadi tentu lebih murah. Tinggal pilih.
Lalu apa menariknya? Kita adalah masyarakat bilingual, Inggris dan Indonesia. Dalam percakapan lisan lebih mudah mengatakan “udah reserved” ketimbang “udah dipesen”. Saya termasuk itu. Meja-meja kedai pun sudah punya tanda reserved, tinggal memasangnya.
Harus juga kita akui, mengucapkan “risep” itu lebih mudah dan ringkas daripada “udah dipesen”. Dua suku kata dibandingkan lima suku kata.
Di sebuah kedai, seorang anggota rombongan yang masuk duluan bilang kepada teman-temannya, “Semua meja udah dipesen.”
Salah seorang anggota, cewek, menegur, “Maksud elo reserved?”
Kalau saya yang dibegitukan akan bebal, tanpa peduli dibilang cupu katro udik ndesit, “Oh, beda ya?”