Jauhkah? Ah, cuma sepelemparan batu…

Selemparan batu. Jangan-jangan istilah ini akan punah. Untuk jarak dekat ada istilah tinggal ngesot. Tak semua kata akan awet.

▒ Lama baca < 1 menit

Mengukur jarak sepelemparan batu

Saya mendengar istilah sepelemparan batu waktu masih bocah dari bacaan. Saya lupa dari buku ataukah majalah anak-anak. Setelah itu saya mendengar dari Pak Guru saat saya di kelas tiga SD. Di kemudian hari saya tahu, ternyata bahasa Inggris juga mengenal istilah itu. Siapakah yang lebih dahulu?

Saya tak tahu waktu itu seberapa jauh lemparan saya sekuat tenaga. Saya tak pernah mengukur daya lempar karena berbahaya, bisa mengenai orang dan barang. Kalau dengan ketapel bisa jauh, tetapi kemampuan bidik saya payah, tak seperti Agung Sedayu dalam cerita silat Api di Bukit Menoreh.

Tentang melemparkan sesuatu untuk iseng, yang saya ingat adalah melemparkan batu pipih tipis, atau kereweng, secara rendah mendatar, dengan memiringkan badan, ke atas permukaan sungai. Senang melihat batu atau kereweng melenting setelah memantul di atas air, lebih dari dua kali. Batu dalam foto di laman ini tidak dapat melenting.

Dahulu kali tempat saya bermain jernih, kerikil di dasar menampak. Bangunan belum banyak. Saat saya SMA, ada sebuah sungai di Tegalrejo, Salatiga, jernih airnya, tebingnya tinggi dan terjal, tetapi tak seperti jurang di Grogol, yang dalam, dengan tebing ditumbuhi pring tulup, bambu kecil, bisa untuk suling dan buluh sempit.

Mengukur jarak sepelemparan batu

Nah, di kali yang di Tegalrejo saya bisa melemparkan batu atau kereweng. Namun sayang sesekali air kali kadang berwarna merah, ungu, dan lainnya, karena buangan limbah dari pabrik tekstil.

Oh, lemparan batu. Saya pernah melihat anak entah SMA entah SMK sedang perang batu. Batunya besar. Tak hanya mengenai mobil tetapi juga pengendara sepeda motor. Saya melihat batu besar melebihi kepalan tangan membuat penyok tangki motor.

Mengantongi batu kerikil mencegah kebelet BAB di jalan

Kini di area saya sulit mencari kerikil utuh, bukan batu split. Batu yang saya foto saya pungut dari jalan di kompleks. Pernah saya foto untuk pos mengantongi batu di celana demi mencegah kebelet BAB dalam perjalanan.

Tinggalkan Balasan