Ternyata stroberi tak semanis yang saya bayangkan saat hanya mengenal buah itu dari gambar. Anda suka stroberi?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Stoples porselen pop art dengan gambar stroberi dan bibir

Stoples porselen ini tak berpenutup karena tutup dari kayu dengan ring karet merah sudah lapuk. Namun wadah ini tidak saya buang. Sudah dua puluh tahunan usianya, saya masih suka.

Saya dahulu suka, lalu membelinya, karena gambarnya. Mengingatkan saya pada spirit visual 1970-an ketika pop art mewarnai dunia. Alasan lain saya membeli karena harganya murah, sedang diobral, tetapi saya lupa di toko apa namanya.

Buah stroberi dan bibir ini bagi saya sensual. Dahulu semasa bocah saya membayangkan stroberi itu enak karena belum merasakan. Dahulu stroberi hanya saya kenal dari gambar. Setelah saya mencicipi ternyata asam. Lebih enak murbei yang saya petik di halaman rumah kawan saya, namanya Primananda, lalu kami menceplus bersama.

Hingga kini stroberi bagi saya hanya enak untuk garnis kue dan minuman, bukan untuk ceplusan apa adanya, apalagi sampai menghabiskan satu kotak kecil. Saya memang memakan garnis, kecuali yang berupa payung minuman, dan garnis buah yang saya sukai adalah ceri. Irisan lemon kadang saya sesap.

Adapun garnis sayur yang saya suka adalah silantro atau koriander. Saya menyukai daun ketumbar atau wansui itu bahkan yang bukan berupa garnis. Sama seperti terhadap lalapan lain, misalnya kemangi dan pohpohan.

Kembali ke stroberi, ada dua hal. Pertama: sampel yang saya kenal mungkin kurang manis, lebih tebal rasa asamnya, sehingga memengaruhi persepsi saya hingga tua. Kedua: meskipun begitu saya tak menolak minuman dan kue berperisa stroberi. Padahal saya tahu itu hanya esens sintetis.

2 thoughts on “Stroberi dan pengalaman lidah

  1. saya juga begitu, sepertinya jenis stroberi yang ditanam di Indonesia, entah karena cuaca atau kondisi tanah, kalo stroberi impor, biasanya manis, yang ngetren, stroberi dari Jepang atau Korea.
    kalo di sini, stroberi muncul di sepanjang summer. stroberinya rata-rata manis dan tidak asam. paling saya suka adalah stroberi Karl’s. ini manisnya luar biasa. bapak Karl’s ini bahkan menjelajah beberapa negara untuk mencari bibit stroberi terbaik. dia menerbangkan sendiri pesawat, karena beliau juga pilot.
    saya perna menulis di sini: https://matriphe.com/2021/06/13/stroberi-karls-di-musim-panas.html
    lucunya, hasil olahan stroberi di sini tidak seperti di Indonesia, malah cenderung kecut dan asam.
    ah, bentar lagi musim panas. saatnya makan stroberi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *