Dulu sebagian anak kecil bawa kerikil supaya dalam perjalanan tidak kebelet pup maupun berak di celana.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Anak kecil mengantongi kerikil agar tidak kebelet pup di jalan

Masa lalu bagi sebagian orang bisa merupakan gabungan hal memalukan sekaligus lucu. Misalnya kerikil dalam perjalanan untuk anak agar rombongan tak direpoti BAB. Itulah sketsa saat kesejahteraan Indonesia masih payah, fasilitas umum belum memadai. Sekarang sudah sejahtera semua, merata? Kita diskusikan setelah Lebaran.

Sejahtera atau tidak, sebetulnya anak kecil gampang ngobrok atau pup di celana. Atau kalaupun tidak bobol di jalan mereka akan rewel saat dorongan kebelet terus mendesak. Kerikil memberi sugesti agar perjalanan aman dan lancar, kadang dengan akibat sampai tujuan si anak sulit BAB.

Selamat mudik dan nanti balik. Hati-hatilah dalam perjalanan. Kendalikanlah emosi saat menjumpai kemacetan, antre, dan kerepotan parkir. Tentu tanpa batu di tangan saat emosi menegang, itu baik adanya.

4 thoughts on “Selamat mudik, dan nanti balik, tanpa bawa kerikil

  1. Iya, saya ingat soal kerikil ini.😁

    Sempat rancu pikiran sih, antara untuk pipis atau BAB, tapi lalu ingat bukan untuk pipis.

    Tapi kok bisa, ya, Paman, kerikil kasih sugesti agar perjalanan aman dan lancar tanpa terganggu bocah BAB?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *