KBBI memerikan arti sepeda ontel dengan jelas: sepeda tua sejak zaman kolonial hingga 1970-an.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Sepeda ontel sebagai dekorasi kedai di MBloc, Blok M, Jakarta

Entah kenapa sepeda biasa — bukan jengki, bukan MTB, bukan sepeda balap, bukan city bike, bukan hibrida, pun bukan sepeda mini maupun BMX dan sepeda lipat — disebut sepeda ontel. Padahal dalam bahasa Jawa, ngonthèl berarti menggerakkan jentera.

Maka muncullah sebutan pit onthèl. Bahasa Indonesia mulanya lebih menyukai mengayuh sepeda, padahal bukan untuk push bike yang tak beda dari kendaraan The Flintstones — pun bukan mendayung sampan.

Waktu saya kecil, istilah pit onthèl adalah sebutan kontra untuk pit montor atau sepeda motor. Maka dalam persepsi saya, semua sepeda dengan pedal kayuh adalah pit onthèl.

Namun dalam perjalanan waktu, sebutan sepeda ontel hanya berlaku untuk sepeda model lama sebelum ada sepeda jengki.

Bahasa yang hidup itu dinamis. Bukankah di Indonesia podcast juga diartikan obrolan dalam video, bukan hanya audio, seperti asal mulanya sebagai penggabungan nama iPod dari Apple dan kata broadcast?

Era podcast awal berupa audio pun mungkin tak semua orang menggemari karena pemilikan iPod tak seluas ponsel yang dapat memutar musik.

Untuk sepeda ontel, KBBI V memerikannya dengan jelas: “sepeda tua yang umum digunakan pada zaman Hindia Belanda hingga tahun 1970-an dengan ukuran ban 28 inci”.

Sepeda ontel menurut KBBI V

6 thoughts on “Semua sepeda genjot mestinya disebut pit onthèl

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *