Di Kompas, meninggalnya Eddy Rumpoko itu berita kecil. Ihwa pemakaman di TMP hanya jadi polemik di Surat Pembaca.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Kontroversi koruptor Eddy Rumpoko dimakamkan di taman pahlawan

Nasihat bijak mengatakan, tak elok membahas keburukan orang yang sudah meninggal. Kalau serang koruptor meninggal, lalu dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP) bagaimana?

Kemarin dan hari ini ramai berita sanggahan dari Legiun Veteran RI (LVRI) bahwa pihaknya yang meminta jenazah bekas wali kota Batu, Jatim, Eddy Rumpoko, dimakamkan di TMP Suropati.

Soal korupsi dan koruptor ini memang mengundang masalah. Sebagai tindak pidana, korupsi adalah kejahatan luar biasa — setara dengan terorisme. Jika menyangkut seorang almarhum atau almarhumah, menyebut statusnya sebagai (bekas) napikor dalam berita bukanlah membahas keburukan semasa mereka hidup.

Korupsi itu merugikan negara dan masyarakat, bukan hanya dalam keuangan, tetapi rusaknya tatanan kehidupan.

Lalu apakah seorang koruptor tetap berhak dimakamkan di TMP? Tidak. Maka ramailah berita makam Eddy Rumpoko.

Di tengah ingar bingar seputar kabar itu, koran Kompas menempuh jalan tengah: kasus Eddy hingga hari ini hanya menjadi polemik singkat dalam Surat Pembaca.

Kontroversi koruptor Eddy Rumpoko dimakamkan di taman pahlawan

Inilah urutannya. Kompas edisi Jumat (1/12/2023) memuat berita kecil sekolom ihwal meninggalnya Eddy. Kemudian rubrik Surat Pembaca (Rabu, 26/12/2023) memuat surat A. Agoes Soediamhadi dari Yogyakarta. Dia memprotes sikap permisif LVRI terhadap korupsi.

Kontroversi koruptor Eddy Rumpoko dimakamkan di taman pahlawan

Lantas hari ini (Rabu, 27/12/2023), juga dalam Surat Pembaca, muncul bantahan dari Ketua Umum LVRI H.B.L. Mantiri. Intinya: LVRI menolak pemakaman Eddy di TMP.

Kontroversi koruptor Eddy Rumpoko dimakamkan di taman pahlawan

Adakah soal lain? Marilah membayangkan kerepotan reporter di lapangan apalagi yang mengenal dekat Eddy dan keluarganya. Menyebut almarhum sebagai koruptor pun mungkin mengganggu silaturahmi, dianggap bertega hati. Apalagi jika menyoal pemakaman di TMP.

Belum tentu aman jika dia tak menyertakan atribut koruptor dan kontroversi TMP saat menulis berita, karena info itu adalah tambahan dari editor. Bagi keluarga duka, itu adalah laporan reporter yang mereka kenal.

Lalu bagaimana jika si reporter memang menulis soal atribut dan kontroversi TMP — atau malah tidak sama sekali — namun editor yang mengenal akrab Eddy dan istrinya secara pribadi meloloskan berita tentang masalah itu seperti media lain?

Saya tak tahu apakah ada situasi sulit macam itu, dalam kasus Eddy maupun koruptor yang lain. Saya tadi hanya mengandaikan.

Korupsi memang merepotkan. Menjadi jurnalis agar tetap objektif dan adil juga tak gampang.

¬ Foto Eddy Rumpoko: Republika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *