Orang butuh area gartis dan aman untuk belajar nyopir. Di jalan umum aman, didampingi pelatih, tapi bikin malu.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Lahan kosong di sebelahnya JORR Jatiwarna untuk belajar nyetir

Lahan ini sudah lama ditutup, dipagari belukar, tak ada akses masuk untuk mobil dari jalan di samping jalan tol JORR. Saya tak tahu berapa luasnya tetapi lahan tanah berumput liar ini dulu sering dipakai warga belajar setir mobil. Artinya bisa satu lap tanpa menikung tajam.

Lokasi lahan ini di sebelah Politeknik Kesehatan Jakarta III, Jatiwarna, Kobek, Jabar. Jalan di depannya ramai, mestinya satu arah namun warga menjadikannya dua arah dan polisi mendiamkannya.

Lho, jalan penuh pelanggaran itu cocok dong untuk belajar mengemudi? Mestinya sih. Tetapi lebih aman kalau sudah lancar menyetir.

Persoalan tempat belajar menyetir yang murah dan aman memang tak pernah usai. Jika memanfaatkan lahan kosong akan dihalau. Memanfaatkan komplek perumahan akan diprotes warga. Masuk TMII atau Taman Impian Jaya Ancol harus membayar, padahal perjalanan ke sana sudah memakan durasi.

Langsung masuk jalan tol? Saat macet akan pegal jika mobil bertransmisi manual pedal. Mesin bisa tiba-tiba mati. Kalau mobil los terus — mesin tak mati, padahal koordinasi rem, kopling, dan gas kurang mulus — berarti kopling tak beres.

Taruh kata sudah beroleh tempat, masalah dalam berlatih adalah menjalankan mobil di tanjakan. Beruntunglah mobil matik karena ada hill start assist, saat berhenti di tanjakan mobil takkan melorot ke belakang.

Solusi? Ya belajar di jalan umum dengan mobil khusus berinstruktur. Kalau malu tepergok menyetir mobil bertuliskan “latihan” atau “belajar” pakailah tutup kepala, kacamata hitam, dan masker. Tetapi kenapa malu? Mayoritas orang tak langsung bisa menyetir mobil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *