Reuni lansia mbois batal karena kendala bernama pasangan. Acara berisiko jadi peserta mengantarkan tuan dan nyonya.
โ†ป Lama baca < 1 menit โ†ฌ

“Udah mau beli anting lagi, eh batal. Papa kuciwa berat. Tadinya Mama ngetawain tapi akhirnya kesian, lalu kasih kebebasan buat Papa mau ngapain dan ke mana sendirian,” kata Grace Pulsa ketika Kamso dan Kamsi menanyakan kabar Mas Roger Radio.

Saat itu mereka bersua di pembukaan kedai kopi Banu, keponakan Roger.

Maka inilah kisah anting Roger. Dalam grup WhatsApp alumni, seorang motor reuni memprovokasi agar siapa pun yang dulu pakai anting sebelah nanti mengenakan lagi. Siapa pun yang punya tato di lengan harus pake tank top.

Maka Roger pun makin bersemangat: reuni di sebuah resor sebelum libur Natal dan Tahun Baru.

Roger termasuk kubu kembali menjadi single: reuni tak perlu bawa istri atau suami. Reuni akan diikuti 25 orang, tetapi sepuluh pria akan mengajak bini dan delapan perempuan akan mengajak laki.

Kubu Roger menganggap itu aneh: acara bisa berubah, para anggota grup hanya menjadi pengantar kelompok tuan nyonya pasangan.

Singkat cerita kubu Roger mengundurkan diri. Padahal kubu itu donatur utama. Reuni pun batal. Grup WhatsApp senyap. Roger kesal.

“Generasi boomers emang gitu ya, Tan? Istrinya pada mau ikut suami?” tanya Grace.

“Husss. Nggak. Tergantung orangnya. Aku tuh dibebasin Oom Kam buat reuni atau ngumpul di mana aja. Oom juga aku bebasin, tapi dia nggak tertarik reuni, cuma mau kopdar terbatas dua empat orang, kalo pergi nginep dia suka sendirian, kebiasaan sejak muda. Nah, di tempat tujuan dia ketemu temen, dari kota ke kota gitu. Mungkin ketemu mantan juga, paling udah nenek-nenek,”sahut Kamsi.

“Gitu ya, Oom?” tanya Grace.

Kamso hanya tersenyum, “Ngapain nyari nenek-nenek? Di rumah udah ada. Belum ada cucu sih.”

Sikut Kamsi pun menyerang.

ยฌ Gambar praolah: Unsplash

3 thoughts on “Duka anting sebelah karena reuni batal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *