Setiap ibu berhak dan wajib melindungi anaknya. Namun dalam interaksi sosial hal itu tidaklah mudah. Misalnya mencegah bayi dari ciuman sanak saudara demi kesehatan si anak. Kekebalan bayi belum kuat, rentan tertulari aneka penyakit, dari flu, tuberkolosis, hingga herpes.
Berita kisah dalam koran Kompas hari ini (12/4/2024), tentang bahaya penularan penyakit terhadap bayi, itu menarik dan penting. Inti pesan: setiap orangtua dari bayi harus waspada.
Seorang narasumber, Munirah (29), warga Depok, Jabar, sebelum Lebaran sudah memasang maklumat di grup percakapan dan media sosial, agar sanak keluarga dan handai taulan menjaga jarak dari anak keduanya yang masih bayi tujuh bulan.
Munirah getun, anak pertamanya semasa bayi memetik penyakit dari sebuah acara:
“Anakku yang pertama awalnya sehat waktu tinggal di Solo (Jawa Tengah). Habis kumpul Lebaran, enggak lama kemudian batuk-batuk, malas makan, berat badan stuck. Waktu dicek lab ternyata TB (tuberkulosis).”
Dia nyaman saja memasang peringatan, “Sekarang saya berani melarang langsung di tempat, tersinggung tidak apa-apa. Jadi sekarang sudah ultimatum jauh-jauh hari by status di Instagram, status Whatsapp. Biarin deh pas ketemu di-gak enakin.”
Saya sejak dahulu sebelum ada Covid-19 takut mendekati bayi, apalagi anak orang lain, padahal saya sedang tidak flu. Menyentuh pun tidak berani, apalagi kalau saya belum cuci tangan.
Menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, “Jadi, sebaiknya kebiasaan menyentuh anak-anak itu dikurangi, walau sulit karena sudah menjadi tradisi. Penting untuk melindungi anak-anak dengan imunisasi lengkap dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat).”
kalo di sini, jangankan anak. menyentuh piaraan aja tidak boleh sembarangan. kudu minta izin dulu. 😅