Maksud saya selain TikTok juga YouTube, Instagram, Twitter, dan Pinterest. Untuk tiga platform pertama adalah video ringkasnya, apalagi jika formatnya vertikal, sehingga ramah ponsel. Ada panduan sampai dagelan, orisinal maupun dari akun bahkan konten di platform lain. Yang religius juga ada, misalnya akun santri_buya_syakur, isinya tak hanya menarik bagi Muslim.
Barusan di sejumlah grup WA terbagikan video barber tertua di Indonesia. Bukan berupa tautan melainkan video unduhan, suatu hal yang memang dipermudah oleh TikTok. Saya baru tahu. Ya si barber, ya si akun, yakni maria.oldiest.
Maka saya pun ke TikTok. Melongok konten. Belum semua saya lihat. Cara bertutur Maria, si pemilik akun, seperti dalam barber Shin Hua di Surabaya, Jatim, itu menarik. Sangat personal namun mewakili rasa ingin tahu penonton. Informatif. Mencerahkan.
@maria.oldiest Wow..Dinobatkan tertua se indonesia #fyp #vlog #lawas #barbershop #bangunantuasurabaya ♬ Chopin Nocturne No. 2 Piano Mono – moshimo sound design
Saya sengaja tak mencari tahu apakah media di Surabaya dan Jatim pernah mengangkutnya, sebagai teks berita kisah (feature) maupun konten multimedia lainnya. Saya tak mencari tahu karena berpengandaian hal itu sudah dilakukan. Bahwa laporan mereka tak terarsipkan untuk publik, itu perkara lain.
Saya hanya berpikir apakah setelah video barber itu viral akan ada media yang menggemakannya tanpa memperkaya isi. Tanpa follow up, begitulah. Untuk yang ini pun saya enggan mencari tahu.
Lebih penting merenungkan keluhan beberapa awak media, dan bekas awak media, bahwa konsumen informasi mereka beralih ke media sosial.
Siapa sih yang layak disebut media arus utama?
@maria.oldiest Lagi2 nemuin hidden gem di tanah air gw #fyp #fypシ #vlog #barangantik #fyp #antikbekasi ♬ Beautiful Moments – Musik Relaksasi ID