↻ Lama baca < 1 menit ↬

Pengantin Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di atas kereta

Kamsi heran melihat suaminya dari tadi asyik dengan tabletnya, melihat foto dan video pernikahan Kaesang dan Erina dari berita dan media sosial.

“Ya ampun, Mas. Ini udah Kamis. Pestanya udah minggu lalu. Kenapa kemarin-kemarin nggak ngikutin?” tanya Kamsi.

Sebenarnya dia tahu jawabannya: untuk hal tertentu kadang Kamso sengaja menelatkan diri dengan alasan, “Supaya ada jarak, suka maupun nggak suka sama peristiwanya.”

Lalu mereka ngobrol, termasuk soal cucu Jokowi yang sulit diatur, cuma singletan. Juga soal serangan pembenci Jokowi terhadap perhelatan itu.

“Ini hasil polarisasi sejak 2014. Kebencian terhadap Jokowi udah sampe ubun-ubun. Para haters udah nggak bisa proporsional, termasuk haters yang lebih tua dari Jokowi. Ada yang bawa-bawa agama juga, selain soal ijazah palsu Jokowi,” kata Kamso.

“Menurut Mas, kawinan Kaesang itu mewah nggak?” tanya Kamsi.

“Iya, tapi bukan supermewah. Sesuai posisi dan kemampuan Jokowi. Kalo soal personel keamanan seabrek, lha tamunya banyak orang penting. Mereka yang perlu diamankan.”

“Lah, waktu SBY mantu kan Indonesia juga lagi ada masalah? Waktu Anies mantu beberapa hari, Jakarta kan punya banyak masalah juga?”

“Hahahahaa! Nggak ada hubungannya dan nggak perlu dihubung-hubungkan. Pesta udah dirancang jauh hari. Jokowi, SBY, dan Anies nggak bisa disalahin.

“Dalam posisi mereka, pilihan cuma dua: nggak bikin resepsi sama sekali atau bikin tapi ngundang banyak orang penting. Nggak pantes kalo Anies cuma undang orang lesehan, disuguhi klepon sama nasi uduk. Bukan sederhana tapi kebangetan, nggak menghargai tamu. SBY dan Jokowi juga gitu.”

“Oke deh, Kakatua! Terus Mas udah puas dapat info komplet soal pernikahan itu?”

“Aku belum liat info sama foto Jokowi dan istri melamar Erina ke rumah ortunya. Cuma ada berita sebelum pernikahan, Kaesang minta dilamarin setelah dua bulan pacaran.”

“Tumben ada perhatian sama soal begituan.”

¬ Gambar praolah: akun Twitter @kaesangp

Kirab manten, arakan sunat, dan gaya kerajaan

Lima pertanyaan dalam urusan memfitnah Ma’ruf Amin