Bahasa Indonesia bisa membingungkan untuk orang yang butuh pedoman. Tapi bagi orang yang cuek malah tak ada masalah.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Untuk menjawab judul pos ini, sila lihat tangkapan layar di atas dari koran Kompas. (13/12/2022). Dalam judul berita Djakarta Warehouse Project 2022 ada “energik”. Tetapi dalam tubuh berita ada “energetik”.

Bahasa Indonesia memang bisa membingungkan untuk orang yang butuh pedoman dan kepastian. Tetapi bagi orang yang cuek malah tak ada masalah, dalam hal ejaan — misalnya “di jual” — hingga serapan baku untuk kata asing. Misalnya kata “energik” yang akhirnya dikoreksi oleh ahli bahasa menjadi “energetik”.

Lalu media pun ada yang memakai “energetik” dan ada pula yang “energik”. Dalam soal bahasa, di luar dua kata tersebut, manakah yang lebih laku?

Tanpa punya data, saya menduga yang bakal diikuti khalayak adalah media yang banyak didengar dan dilihat (radio, TV, siniar atau podcast dan video medsos) dan dibaca (blog pada masa rayanya, mikroblog seperti Twitter, Instagram, media berita daring, dan WhatsApp). Para penutur bahasa Indonesia saling menguatkan lalu sebagian orang asing yang belajar bahasa Indonesia pun kebingungan — padahal orang Indonesia tenang saja karena tak ada masalah.

Lalu dari pilihan Kompas, manakah yang sesuai kamus? Sila lihat tangkapan layar KBBI V di bawah ini.

Ya, kedua kata itu, “energik” dan “energetik”, diakui sebagai kata baku. Artinya sama.

Kata “energik” saya duga kita serap dari bahasa Belanda “energiek” (baca: e-ner-sik; ingat, generasi kolonial sering menyebut “enersi” untuk “energi”). Sedangkan “energetik” saya terka dari bahasa Inggris “energetic“.

Karena “energik” dan “energetik” itu sama, sila cari manakah kata yang lebih diterima oleh media berita daring karena arsip mereka terbuka, terutama yang tak berbayar. Untuk penggunaan dalam skripsi semua perguruan tinggi agak sulit menyiginya, kecuali hanya berdasarkan abstrak terpublikasikan.

Kembali ke kata baku di media sosial dan media daring, saya punya dua contoh. Pertama, berupa tanya, mana yang lebih laku: narsisme atau narsisisme? Juga: romantisme atau romantisisme?

Jika Anda gemar menyalahkan bahasa Indonesia yang masih suka merujuk bahasa bekas penjajah, dan menganjurkan bahasa Inggris sebagai rujukan dalam menyerap, pasti tahu mana kata serapan yang pas. Termasuk dalam “Anda” tadi adalah para awak redaksi media.

Lalu contoh kedua? Masih hangat. Seputar pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Kata “prosesi” bertebaran, termasuk dalam media berita teks dan televisi.

Kirab dan lelampahing mantèn menuju pelaminan, juga kedatangan rombongan keluarga mempelai pria, itu termasuk prosesi karena berupa arak-arakan. Tetapi siraman dan sungkeman, pas pada acara intinya, apakah termasuk prosesi?

Orang media, yang meliput di lapangan maupun menyunting di meja, pasti dapat menjawab. Kata seorang satpamwan sebuah kantor media berita, orang media itu pintar dalam berbahasa karena berjualan barang yang berisi bahasa.

Kenapa sih rewel soal prosesi?

Media dan bahasa yang ramah pembaca

6 thoughts on “Energik atau energetik?

    1. Sebenarnya CMS media bisa digandengkan ke pustaka kata internal yang terhubung ke KBBI terbaru.
      Jadi seperti menulis di Office dan lainnya, kalau ada kata dengan highlite, bahkan sebelum klik publish pun ada popuo untuk memeriksa beberapa kata yang perlu perhatian. Misalnya kata “jomblo”, bukan “jomlo”, ada di paragraf mana.

      Tapi kalo “ketika” keliru ketik “ketiak”, si CMS tak dapat mengingatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *