Lima pertanyaan ini bagi Anda mungkin naif, termasuk soal bela ulama. Smartphones dan media sosial bukan hal baru, tapi pola pikir tak jadi baru.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Fitnah untuk Wapres Ma'ruf Amin

Jelas, tangkapan layar seolah dari berita Detik, bahwa Wapres Ma’ruf Amin mengatakan tak soal jika Jokowi memestakan pernikahan Kaesang dan Erina dengan biaya negara, itu hanya rekaan.

Lho, bukannya pengerahan aparat keamanan untuk pernikahan Kaesang dan Erina itu atas biaya negara? Erick Thohir nyambi jadi ketua panpel pernikahan juga tetap digaji oleh negara? Ya, tetapi isi berita Detik bukan itu.

Amin sudah beberapa kali difitnah melalui screenshot. Tokoh lain juga mengalami, apapun posisi mereka dalam peta ke-suka-dan-tak-suka-an (favorabilitas) sekian kelompok masyarakat. Itu semua bukan sekadar meme untuk melucu tetapi memang menyerang seseorang.

Saya mengabaikan dalih bahwa dalam kasus Amin terbaru, yang oleh Medcom digolongkan sebagai manipulated content, Pak Wapres hanyalah sasaran antara, karena target utama adalah Presiden Jokowi.

Maka pertanyaan saya adalah…

  • Untuk pembuat: mengapa Anda membuat kabar palsu dengan memanipulasi tangkapan layar berita sebuah media?
  • Untuk penikmat gambar berita palsu: kenapa Anda percaya, tanpa memeriksa kebenaran isi dalam gambar?
  • Untuk penyebar gambar kabar palsu: idem
  • Untuk pendukung gambar kabar sesat: kenapa setelah ada klarifikasi maka Anda semua tak menyebarkannya?
  • Untuk sebagian orang yang gemar mengatasnamakan bela ulama: kenapa dalam kasus Amin, terutama yang terakhir, Anda tak membela dia?

Dalam poin terakhir mungkin saya luput, bisa saja sudah ada kelompok pembela ulama yang selalu membela Amin dan ulama lain apapun posisi politis mereka peta favorabilitas masyarakat. Jika ada, tolong Anda koreksi saya.

2 thoughts on “Lima pertanyaan dalam urusan memfitnah Ma’ruf Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *