Hari sudah senja, namun papan peringatan pada proyek polder itu masih terbaca. Ada satu hal yang menarik saya: “jarak 1.0 m”. Uh, sangat pasti. Mungkin ini yang disebut akurat? Atau malah persis — dari bahasa Belanda “percies”, bahasa Inggrisnya “precise”?
Misalnya pejalan kaki membawa meteran gulung maupun yang versi kotak digital, atau menggunakan aplikasi ponsel, saya yakin takkan ada yang mengukur jarak untuk memastikan.
Intinya, tak semua angka harus ditulis pasti — yang baku sih “1,0”, bukan “1.0”, sehingga dalam DOS abad lalu kita mengeset konfigurasi sistem “country=031”. Angka 031 itu kode Negeri Belanda, yang penulisan angkanya diikuti Indonesia. Kini soal separator titik dan koma bukan masalah. Dalam aplikasi grafis bisa kita setel.
Kembali ke papan amar sekaligus larangan itu, misalnya ditulis “1 meter” pun cukup. Di luar negeri biasanya cukup “menjauhlah” — dalam versi rambu ruang kerja saya dahulu: “Enyah!” .
Dalam menjuduli berita, media selalu menempuh cara praktis: korupsi Rp69 miliar. Baru dalam tubuh berita tertulis “Rp69.123.456.789”.
Buku manual untuk barang konsumen, bukan industri, juga lebih sering tanpa angka pasti untuk jarak barang dari dinding, kadang malah pakai kira-kira “about 20 cm” atau “± 20 cm”.
Eh, “20 cm” atau “20cm”? Biarlah guru bahasa Indonesia yang menjawab. Mereka pasti tahu pedoman baku penulisan angka dalam ukuran. Hal sama berlaku untuk menuliskan harga dan nilai uang: “Rp500” atau “Rp 500”?
Lalu apa perbedaan akurat (serta akurasi) dan persis* (serta presisi)? Banyak contoh yang membuat jembatan keledai dengan pendekatan kuadran yang diperkenalkan oleh filsuf dan matematikawan Descartes.
Contoh di atas saya comot dari Labster. Kalau Anda ingin penjelasan dengan teks, dan agak melelahkan, sila baca Psiberg.
*) KBBI memberikan makna berbeda untuk “presisi” dan “kepersisan”
[bws_google_captcha]