Memang menjijikkan. Tetapi dengan bertabah diri saya amati bagaimana kecoak telentang, bukan terlentang, menjadi tak berdaya. Dia tidak bisa apa-apa selain bergerak-gerak saja. Jika beruntung dia dapat menggulirkan badan sehingga durasi hidupnya mulur.
Kecoak menunggu ajal, kecuali ada yang menengkurapkan dia. pic.twitter.com/KQDXbRJ9K7
— Gambar Hidup (@gbrhdp) October 8, 2022
Ya, setelah hujan deras apalagi banjir biasanya kecoak berdatangan. Mereka menyukai kelembapan tetapi tak mau basah terendam air. Berenang pun kalau terpaksa.
Saat kecoak telanjur — bukan terlanjur — telentang sehingga tidak dapat melakukan banyak hal, lalu telantar bukan terlantar, hanya menunggu ajal, biasanya semut sudah mengincar. Semut-semut itu seperti burung nasar pelahap bingkai, siap berpesta ketika mangsa dalam sakratulmaut.
Ketika kecoak dalam sakratulmaut, semut akan datang. Di mulai dari satu dua, lalu kawannya akan bergabung. pic.twitter.com/lCtPlSeCzT
— Gambar Hidup (@gbrhdp) October 8, 2022
Biasanya ada semut yang tak sabar. Datang satu dua, jika akhirnya kecoak tak sanggup menghalau mereka, sementara dia semakin lemas, akan menyusul rombongan semut untuk menikmati perjamuan.
Kecoak. Menyebalkan. Mengganggu. Menjijikkan. Demikian pula kelabang di dalam rumah. Saya tak berani lagi tiduran di atas lantai, dengan maupun tanpa alas. Lantai bersih pun tetap dijamah kecoa dan kelabang, dan kadang cacing saat hujan tiada berkesudahan.
Cerita lain tentang kecoa, antara lain keterpaksaan saya menubruk binatang itu karena istri sedang hamil, ada dalam posting sebelumnya.
Foto: Poster Opera Kecoa (1985) oleh FX Harsono, dari buku DGIDPDGD (DGI Press, 2016) — https://t.co/silg0YPoB4 pic.twitter.com/UDlKxgJdXs
— DGI (@desgrafind) March 22, 2016
4 Comments
Ini adalah musuh besar Pak Udin 😅🤣. Saya lihatin foto kecoa dari blog Mas, langsung terkezuuut.
Hwaduh maaf kalo tampak meneror, Jeng 🙏
Beberapa hari ini saya sering nggecek kecoak di kamar mandi, kemudian mengguyur bangkainya ke saluran pembuang air di pojok kamar mandi. Kadang perlu waktu karena mereka lincah menghindar, pun seolah kedot jika tak terkena gecekan yang pas.
Mereka juga bisa terbang. Nggilani.