Apa ya nama mangga sekepal berdaging tipis dengan pelok terlalu besar untuk proporsi ukuran buahnya?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Apa? Mangga capek? Untuk sementara saya menamainya begitu. Bukan hal baru sebetulnya bagi saya karena waktu saya bocah sering menjumpai tetapi tak tahu namanya.

Saya sebut mangga capek kerena bikin capai. Ukurannya yang sekepal tetap merepotkan saat mengupas, lebih mudah dan mengasyikkan mangga yang lebih besar. Untunglah kulit yang lengket getah sudah saya cuci.

Kecapaian berikutnya adalah saat memakan. Dagingnya tipis karena bijinya, atau pêlok dalam bahasa Jawa (sudah diserap oleh KBBI), berukuran besar jika dibandingkan dengan proporsi ukuran buah.

Ketika saya memotong, eh membelah, dari pinggir dengan ketebalan yang menurut saya pas, pisau baru menyusup selangkah sudah terantuk pelok.

Saya coba memberakotnya, nah… betul ini yang saya rasakan waktu bocah: seratnya kasar dan agak liat. Kalau rasa sih lumayan manis, ada kecutnya.

Saya memperoleh mangga capek ini, sekantong plastik, sebagai oleh-oleh dari istri saya, dipetikkan oleh satpamwan gereja.

Walakin capek saya tetap doyan. Saya lebih suka menggigit dan mengunyah buah, bukan jus buah, dan ternyata itu bagus. Proses mengunyah itu menghasilkan enzim. Seratnya juga bagus untuk kesehatan, tetapi tidak untuk serat serabut kelapa.

Eh, apa tadi? Jus? Saya belum mencobanya tapi membayangkan alangkah capainya bikin jus dari buah kecil berdaging tipis. Misalnya buah ini ditempeli stiker secara manual pasti juga bikin capai.

Mangga besar bukan teman si jali-jali

Mulai kapan ya kita kenal buah pakai merek?

Buah mangga di jalan

Mangga mang, naik becak mangga

Buah serba-sepuluh-ribu rupiah

Berharap buah segar pada suatu malam

4 thoughts on “Mangga capek

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *