Tak semua ikon peturasan cocok untuk setiap tempat. Ada juga yang menganjurkan kejahatan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Apa batas nakal dan kurang ajar bahkan dengan pelecehan seksual? Jika menyangkut peturasan, ketiga hal tersebut tergantung tempat, waktu, dan pengguna. Pengguna mencakup pemilik dan orang lain.

Untuk peturasan pribadi, di rumah kecil dan apartemen, apapun jenis kelamin pemiliknya yang tinggal sendirian, bebas memilih ikon sesuai selera. Untuk ikon nakal, yang menyatu dengan sakelar, berupa penis bangkit untuk menghidupkan lampu, menurut saya hanya cocok jika jarang menerima tamu.

Untuk kedai, apalagi jika peturasan laki dan perempuan sama, sakelar macam itu jangan dipasang. Bahkan untuk kantor dengan peturasan jantan dan betina beda bilik juga jangan. Kalau untuk spa pria? Entah.

Saya menemukan gambar-gambar itu karena mengeklik iklan AliExpress. Lalu pikiran saya pun zig-zag. Akhirnya saya sampai pada simpulan perjalanan norma. Apa yang dahulu ditenggang, atau diabaikan pihak penyebab masalah, akhirnya disepakati sebagai pelecehan seksual. Tak hanya perempuan, lelaki penghidup sakelar penis pun mungkin bisa jengah dan tersinggung oleh sakelar berstiker macam itu.

Kalau stiker pada pintu biru, misalnya dahulu ada, saya tetap menganggapnya kurang ajar dan menjurus kriminal karena gambar itu menganjurkan, setidaknya membolehkan, pria mengintip wanita di kamar kecil.

Jika ada pria bilang ah santai saja, cuma guyon, apa yang akan dia atau mereka katakan jika ibunya, saudarinya, pacar atau istrinya, dan anak perempuannya, begitu pun sahabat perempuannya, diintip pria?

Si jantan dan si betina di peturasan

Karena Wanita Selalu Benar

Kelamin Terwakili oleh Sepatu

Pipis Sambil Bersiul, Tangan di Belakang

Kamar Kecil untuk Eksekutif

Pria Gratis. Mau?

2 thoughts on “Simbol nakal, kurang ajar, dan kriminal untuk toilet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *