Sampai empat kartu promo servis elektronik, dari sumber yang sama, tergantung di handel pintu gerbang itu. Padahal penyebar kartu tak seminggu sekali mencantelkan barangnya di gerbang orang. Mungkin sebulan sekali atau malah lebih lama dari itu.
Kalau kartu macam ini tercantelkan di gerbang saya langsung saya ambil. Tetapi pemilik gerbang dalam foto tampaknya cuek. Penghuni rumah hanya membuka gerbang saat mengeluarkan dan memasukkan mobil. Akses masuk keluar orang, sepeda, dan motor, melalui gerbang sebelahnya yang sering dibiarkan separuh terbuka. Rumah itu menjadi loket inkaso aneka tagihan.
Maka saya membatin, kenapa pencantel kartu terus menambahkan barang cetakan itu padahal tuan rumah tak memedulikan? Juga, kenapa dia tak mencantelkan di pintu yang satunya? Mungkin bakal dicuekin juga, jadi ngapain geser lokasi.
2 Comments
Yang penting nyebar.
Karena yang nyebarin bukan pemilik usaha tapi orang suruhan