Harga layar LCD ponsel diskontinu lebih mahal dari smartphone termurah merek yang sama.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Karena layar LCD non-orisinal terangkat maka diikat tiga karet gelang

Setali tiga wang, kata pepatah usang. Karena dahulu uang setali (25 sen) masih berdaya, begitu juga seketip (10 sen), maka menjadi tamsil. Kenapa setali ekuivalen tiga wang mari kita cari riwayatnya. Nah, ponsel saya ini diikat tali, sampai tiga karet gelang. Maka jadilah setali tiga karet.

Kenapa diikat karet karena layar LCD baru kurang kuat melekat. Lantas tukang ponsel tadi mengelem ulang, lalu mengepresnya dengan karet gelang. LCD non-orisinal ini lebih tebal dari yang ori, katanya.

Kenapa saya tak mengganti LCD mati dengan yang ori punya? Di pusat servis resmi harganya sedikit lebih mahal daripada ponsel termurah mereka yang dipajang di toko. LCD bukan ori ini, sepertiga harga ori, sensitivitasnya lebih rendah. Tak dapat membaca sidik jari, dan gagap terhadap ketukan ganda (double tap). Terhadap penekanan jari lama, seperti klik kanan untuk komputer, layar ini juga kagok.

Begitulah yang namanya onderdil. Coba Anda beli semua onderdil ori mobil untuk Anda rakit sendiri, pasti jatuhnya lebih mahal daripada harga mobil built-up bahkan sebelum BBN.

terangkat maka diikat tiga karet gelang

Menampari ponsel, lalu memasukkan ke freezer

Merdeka, bisa ngeblog lagi dari ponsel

Satu Karet Dua Karet Artinya Apa…

2 thoughts on “Ponsel setali tiga karet

  1. Ponsel Vivo saya, yang saya beli sekitar empat tahun silam, kini juga sudah ndembik tapi belum separah punya Paman. Jika di luar ruangan, agar layar dapat dilihat dan isinya dapat dibaca, tingkat kecerahan harus disetel maksimal — bikin strum baterai jadi boros. #bukan komen berbayar/iklan/titipan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *