Pagi tadi saya lihat kartu jasa servis elektronik, seperti biasa ada benangnya untuk mempermudah konsumen menyimpannya dengan mencantelkan pada paku.
Saya tak pernah menyimpan kartu macam ini. Mencatat nomornya juga tidak. Kalau tahu tempatnya, bisa saya capai dengan berjalan kaki atau bersepeda karena dekat, akan saya datangi. Pernah sih, dulu orang-orang di rumah saya tinggal menyisipkan kartu promo ke buku alamat. Akibatnya buku menebal, berisi aneka kartu nama, kartu promosi, dan stiker.
Sebenarnya kalau si penyedia jasa mau, dia bisa menginformasikan jasanya di Google Maps. Saya dapat tukang kompor gas, servis AC dan mesin cuci (tapi tak memuaskan), penjual ikan cupang di kampung, juga dari Google.
Tetapi misalnya penerima selebaran ingin menyimpan nomor telepon, setelah ada smartphone akan lebih mudah. Tinggal memotret kartu lalu nomornya dipilih dan seterusnya.
[poll id=”4″]
2 Comments
Saya tak pernah menyimpan selebaran kayak begitu, pun nomor teleponnya, karena selama ini yang datang adalah untuk sesuatu yang tidak saya butuhkan (misal jaringan internet, saya sudah puas pakai indihome, atau jasa sedot WC saya gampang mengontak PDAM Solo untuk jssa yang sama karena kenal baik kepala Humasnya)
Malah kadang memotret dan menyimpannya jika melihat di jalan karena merasa suatu saat akan memerlukan misalnya tukang jasa servis kompor gas.
Tadi saya menyimpan nomor telepon itu setelah posting, siapa tahu kelak pompa sumur bermasalah