Pagi itu saya ada urusan singkat nan penting ke rumah seseorang. Ketika saya datang dan menunggu di teras saat tuan rumah memproses surat saya, ramai sekali aneka burung berkicau. Macam-macam. Saya tak paham apa saja jenisnya. Yang pasti ada belasan sangkar berpenghuni di teras itu.
Saya menanya tuan rumah, “Ini semua aman, Pak? Kan banyak pencuri burung berkeliaran?”
Dia hanya tertawa dan bercerita sedikit soal keamanan. Begitu sering saya mendengar cerita burung dicuri di lingkungan saya. Kadang berikut sarangnya, kadang hanya burungnya.
Saya menduga para pencuri itu bukan pencinta burung. Mereka nyolong bukan untuk memelihara tetapi menjualnya. Maka terhadap lovebird (Agapornis fischeri), misalnya, peluang untuk dikonversi menjadi uang kertas rupiah lebih merangsang rasa cinta. Ya, cinta uang. Lalu duitnya untuk membeli burung jenis lain?
Jika burung yang dibeli dari uang haram kita sebut unggas atau aves, wujudnya di rumah maling bisa berupa daging ayam goreng dan daging bebek bakar. Daging kalkun panggang dan kebab burung onta? Bisa jadi.
3 Comments
Atau burung dara goreng….
Kurus, dagingnya tipis 🙈
Tapi ndak murah.