Saya merasa tersindir ketika seseorang bilang, semua produk ramah lingkungan itu untuk kelas menengah beneran, “Soalnya sebagai lifestyle mereka mau bayar lebih.”
Lalu, “Kalo kelas menengah ngehek cuma doyan slogan tapi ogah keluar duit.”
Saya teringat hal itu tadi ketika membuka kiriman biji kopi, dari seorang sobat lekat, yang oleh pelapaknya dibungkus tas Ecoplas berbahan singkong.
Tisu tanpa pemutih, sedotan kertas, sedotan jagung, dan tas singkong memang beda harga. Bagi penjual tak masalah asalkan konsumen bersedia menanggung. Bagi konsumen, bisa muncul gerundelan aneh, bersedia menolak Styrofoam kok malah seperti didenda. Padahal yang didenda mestinya konsumen Styrofoam.
Tas keresek 17 x 32 cm cuma Rp17.000 dapat sekitar 125 lembar — di Pasar Kecapi dekat rumah saya lebih murah — artinya selembar cuma Rp135. Sedangkan tas bening untuk makanan harganya Rp18.000 untuk 50 lembar. Adapun tas singkong polos Rp600 per lembar.
3 Comments
Dalam hal pengiriman biji kopi ini, yang kelas menengah bukan ngehek adalah sang pelapak?
Mungkin begitu, krn dia bisa memaksa pembeli dan pembeli gak tahu soal komponen biaya kantong 🤣