Berbahan kayu, berbentuk silinder, panjangnya sekitar sejengkal orang dewasa, alat ini untuk meratakan tinggi gunungan beras dalam wadah takar seliter. Setiap warung punya. Saya tak tahu apa nama spesifiknya dalam bahasa Jawa apalagi dalam bahasa Indonesia. Kita sebagai bangsa pemakan nasi, sampai mengimpor beras pula, pasti punya nama untuk alat ini.
Setiap warung? Hanya yang menjual beras eceran dalam satuan liter, bukan kilogram. Untuk satuan kilogram sekarang makin banyak yang dijual dalam kemasan. Kalaupun harus diecerkan, pemilik warung tinggal menimbang.
Saya tak dapat menebak apakah pada 2045 nanti silinder kayu untuk beras ini masih ada.
6 Comments
wah, jangan kayak Jerman, paman.. suka bikin nama benda baru dengan menggabungkan dua atau beberapa kata jadi satu.. 🤭
Tiga kata empat kata malah. Banyak konsonan pula.
Jerman punya nama sendiri untuk televisi kan?
Lha itu namanya perata literan beras kayu. 🏃🏃🏃🏃
Bukan nama spesifik.
Beras kayu juga gak ada. 😛
Kecuali nulisnya permata-literan-beras, atau kayu perata literan beras.
Salam,
Kadesk
Lha itu penjual aslinya mau nulis “perata literan beras terbuat dari kayu (yang terbuat dari kayu perata literannya, bukan kayunya)” tapi terlalu panjang dan boros space sehingga dia nulisnya “perata literan beras kayu” doang.
#atengsoktau
Baiklah 🤣