Masalah bubble wrap si obat stres

Kita tidak bisa lagi cetat-cetit meletuskan bubble wrap karena jumlahnya terlalu banyak dan bertambah terus.

▒ Lama baca < 1 menit

Kini tak ada lagi keasyikan cetat-cetit meletuskan gelembung pada lembaran plastik pembungkus sebagai terapi stres. Barang itu, ya bubble wrap, menjadi rutin hadir di rumah kita, apalagi setelah pandemi karena belanja daring kita meningkatkan. Lalu si pembungkus bergelembung itu menjadi masalah.

Misalnya? Sebelum menjadi masalah lingkungan di luar rumah kita, lembaran itu cepat sekali menyesaki kotak sampah kalau tidak kita pres atau tindih dengan sampah yang lebih berat.

Tak adakah alternatif untuk solusi? Ada. Misalnya kantong udara dengan plastik ramah lingkungan. Atau dengan serenteng bantalan angin yang semoga laik daur ulang.

Ada juga alternatif berupa berondong jagung atau popcorn (waduh!). Atau dengan kertas sarang tawon dan bergelembung (ehm, mahal).

Ribet juga. Tapi yang namanya gaya hidup bagus kan butuh tambahan biaya ya? 😛

2 Comments

Zam Minggu 13 Juni 2021 ~ 17.03 Reply

makin ke sini saya makin jarang menemukan bubble wrap ini.. ada sih satu dua, tapi dari lapak online Amazon, biasanya sudah pake pengganjal kertas..

sementara dari lapak lain sudah pakai kantong udara, dan beberapa pakai bubble wrap..

dan benar, kegembiraan meletuskan balon kecil itu sudah hilang..

Pemilik Blog Minggu 13 Juni 2021 ~ 21.10 Reply

Di Jerman pakai kawul?

Tinggalkan Balasan