↻ Lama baca 2 menit ↬

BERAPA BANYAK NAMA ORANG YANG ANDA KENAL?

Apakah di luar harga Anda pernah membaca nama?

Ingatkah kita nama-nama mereka? Jangankan ingat; pedulikah kita?

Itu, nama-nama kasir yang tercetak dalam setruk belanja. Nama-nama yang jarang dibaca oleh konsumen — kecuali blogger iseng yang sempat memotreti setruk sebelum membuangnya. :D

Nama-nama yang tak memperkenalkan diri secara lisan dan personal. Nama-nama yang diperkenalkan oleh mesin, baik mesin sebagai peranti maupun mesin bernama manajemen. Diperkenalkan dengan niat entah apa selain untuk sekadar pencatatan dan bukti — untuk log — kalau ada kasus yang harus dirunut.

Apakah Anda kenal nama-nama itu?

Nama. Itu ada sebagai bagian dari identitas sehingga bisa menjadi pembeda.Kalaupun ada seseorang tanpa nama, atau tak dinamai oleh sekitarnya, maka dia tak sepenuhnya dianggap ada. Hanya diakui bahwa dia tampak, tapi datang tak menambah dan pulang tak mengurang.

Kita tak tahu bagaimana anggota sekawanan satwa saling mengidentifikasi. Pasti mereka punya bahasa sendiri.

Kita tak tahu bagaimana manusia purba pada awalnya mengidentifikasi sesamanya. Kita tak tahu seberapa perbendaharaan kata mereka.

Ternyata kita tak pernah peduli nama yang disodorkan kepada kita

Ah, terkabar sekelompok masyarakat Jawa  kalau ditanya “Sapa jenengmu? (Siapa namamu)?” akan menyahut “lanang” (lelaki) dan “wadon” (perempuan). Tetapi mereka mengenal “aran” (sebutan).

“Siapa namamu?”

“Lelaki.”

“Apa sebutanmu?”

“Wicaksono.”

Yang generik nama jualan, bukan nama kasirnya

Pengenalan kita, syukur ingatan kita, tentang nama-nama orang lain tampaknya ujian bagi batas kemampuan otak manusia. Hari sekarang lingkup pergaulan kian luas, terpaan informasi kian kencang, semuanya membawa nama-nama. Nama pengabar. Nama yang terkabar.

Nama yang di bawah itu bukan kasir. :)

Saya tak tahu berapa nama yang diingat oleh kakek atau nenek saya yang sembilan belas generasi di atas saya. Saya andaikan mereka itu petani di desa, atau pemilik huma di atas bukit, yang kontaknya dengan manusia lain terbatas akibat minimnya mobilitas dan lemahnya arus informasi.

Kita hidup bersama nama-nama. Begitu alaminya sehingga kita malah akan kerepotan jika harus menghitung nama orang yang kita ketahui dan kita kenal secara pribadi.

Tapi siapa tahu Anda ingat. Berapa banyak yang terekam dalam benak Anda dan dapat Anda data dalam dua tarikan napas?

hatur nuhun sadayana
Yang bawah itu bukan nama orang lho. :)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *