↻ Lama baca < 1 menit ↬

Di halaman Facebook saya ada iklan bisnis ajaib dari Malaysia. Sama seperti di Indonesia. Hanya bahasanya yang berbeda sehingga menimbulkan salah tafsir. Misalnya “percuma” yang berarti “gratis”. padahal kosakata lama kita juga mengenal percuma sebagai gratis, misalnya “bolehlah naik dengan percuma” seperti pada lagu anak-anak Naik Kereta Api. Jika kita melupakan kosakata lama, antara lain karena malu dianggap jadul, mungkin tuturan kita pun menjadi kurang kaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *