
Aneh, pikir saya kemarin sore saat melihat selebaran tertempel pada pintu pagar, namun posisinya memunggungi saya. Artinya selebaran itu menghadap ke jalan. Biasanya pembagi selebaran mencemplungkan kertas ke dalam keranjang atau menyelipkannya ke dalam celah di antara dua pintu.
Apakah supaya pelintas jalan dapat membacanya? Kalau ingin begitu buatlah poster, tetapi itu sama saja menjadikan pintu saya sebagai sarana media luar ruang. Gratisan pula. Ah, ada-ada saja. Mungkin si pemasang sungkan meniru ISP lain ( ¬ “Penempel promo TV kabel meniru sedot WC“, 2023).

Selebaran itu direkatkan dengan selotip lengket bolak-balik. Eh, apa bahasa Indonesia untuk double sided adhesive tape? Halah repot, sebut saja selotip dua sisi atau seperti yang lazim terucapkan: dobel tip. Isinya adalah promosi berlangganan internet kabel.
Seingat saya, promosi serupa pernah saya dapatkan via WhatsApp sebagai japri. Misalnya pun selebaran itu dari pemasar lain, kesimpulan saya tetap: promosi internet kabel menggunakan selebaran masih dianggap berdaya. Saya sering menerima selebaran dari ISP. Masalahnya, orang yang sudah berlangganan ISP belum tentu bersedia pindah. Kalau selebaran dari supermarket, konsumen yang bulan lalu belanja bulanan berkemungkinan akan mengulangi.

Beberapa kali saya alami, dan pernah saya ceritakan di sini, yang datang adalah penyebar promosi dari ISP yang saya langgani, setelah bersalam lalu bertanya, “Bapak sudah langganan internet?” Mereka tak dibekali info lapangan, dan tak melihat kabel dari tiang di pinggir jalan ke rumah pelanggan (¬ “Tawaran demi tawaran dari First Media“, 2020)
