Malam, ketika melihat selebaran ini di keranjang paket, saya heran kenapa bisa tegak padahal ujung bawah kertas tak menyentuh dasar wadah. Saya dekati dan amati, ternyata selebaran ditempelkan pada keranjang dengan double sided adhesive tape.
Maka saya pun berniat memotret bukti cara menempel itu namun apa daya cahaya lampu kurang terang. Lalu saya putuskan untuk memotret esok paginya saat cahaya terang.
Esoknya selebaran sudah lenyap. Istri saya mengenyahkannya. Maka saya hanya memiliki foto versi malam hari tanpa detail selotip dobel.
Main tempel kertas pada sisi dalam pintu gerbang ini serupa cara penempatan stiker sedot WC. Misalnya si penempel promo TV kabel dan internet kabel ini punya dana membuat stiker pasti akan melakukan hal serupa.
Sebenarnya saya kasihan kepada para petugas kanvasing layanan internet ini. Orangnya gonta-ganti, dari pintu ke pintu menanyakan apakah setiap rumah di sebuah area sudah melanggani, jika belum mereka akan menawarkan. Atau, asal taruh kertas selebaran.
Saya heran kenapa mereka tak melihat kabel ISP yang terhubung ke setiap rumah. Saya juga heran apakah sebagai tenaga alih daya mereka tak dibekali daftar alamat rumah yang sudah berlangganan. Jawaban mereka sama: hanya mrรจngรจs. Salah seorang yang sangat bersemangat, antara lain kalau sudah berlangganan apakah menjumpai kendala, ketika saya ingatkan menjawab, “Yah, namanya juga cari makan, Pak.”
Kendala paling menjengkelkan bagi saya adalah ketika ISP memutuskan kabel ke rumah saya tanpa alasan dan perusahaan tak merasa bersalah.
Lalu apakah ISP ini adalah First Media? Bukan. Lihat saja tulisan pada selebaran. Cuma mirip. Dengan menukar posisi huruf.
5 Comments
Jadi ingat merk-merk bajakan ala RRT :))
Kadang manualnya juga banyak typo error, saya menduga karena yang nulis gak bisa aksara Latin. Tapi itu dulu, padahal sdh ada pemindai OCR ya
Fisrt Media. ๐๐
Maka posting ini gak bisa disebut mencemarkan sebuah brand dan perusahaan ๐คฃ
๐๐