Wastafel warisan Covid-19

Masih ada wastafel darurat yang berfungsi. Anda masih ingat pandemi?

▒ Lama baca < 1 menit

Wastafel di taman, warisan masa pandemonium Covid-19 — Blogombal.com

Coba Anda amati apakah wastafel di tempat terbuka yang pernah lihat, bahkan Anda manfaatkan, kini masih berfungsi. Dulu bermunculan wastafel saat pandemi Covid-19. Sebagian menggunakan pedal untuk membuka keran agar tangan langsung tersiram air mengucur, tanpa menyentuh benda lain.

Wastafel di taman, yang ada lapangan basketnya, di area saya masih mengucurkan air segar. Ada toren dan pompa air entah dari sumur mana di tengah gerumbul tanaman. Syukurlah. Seperti umumnya wastafel dadakan, bak cucinya memanfaatkan bak logam untuk asah-asah atau korah-korah.

Wastafel di taman, warisan masa pandemonium Covid-19 — Blogombal.com

Dulu di halaman gereja, depan kedai, depan ruko, balai RW, dan tempat lain bermunculan wastafel atas nama protokol kesehatan. Di musala dan masjid, kata beberapa orang, meskipun sudah ada tempat berwudu juga ada wastafel di luar. Banyak warung memasang wastafel dari kontainer air minum yang ada kerannya.

Saya pernah mencoba wastafel di tempat terbuka pada halaman sebuah gereja, ada yang mati satu, dekat teras depan. Covid-19 telah berlalu, dari pandemi menjadi endemi, dan kita mulai agak lupa tragedi itu apalagi jika tak tersengat virus korona maut itu.

Wastafel di taman, warisan masa pandemonium Covid-19 — Blogombal.com

Masalahnya, di luar pandemi, adalah kebersihan tangan. Saya dulu setiap kali tiba di kantor ke wastafel dulu. Atau menaruh tas di meja, lalu ke peturasan dulu.

Wastafel darurat di warung demi protokol kesehatan Covid-19 — Blogombal.com

Kalau saya naik bus kota PPD atau Mayasari Bhakti, yang palang besi pengangannya dilumuri lemak keringat orang, rasanya hihhh…

Wastafel darurat di warung demi protokol kesehatan Covid-19 — Blogombal.com

4 Comments

Junianto Jumat 30 Mei 2025 ~ 15.36 Reply

Biasanya kalau habis pergi saya mencuci tangan dengan hand sanitizer ukuran botol besar yang selalu ada tersedia di meja rumah.

Kalau pulang dari rumah sakit, misalnya kontrol penyakit asam urat di dokter spesialis penyakit dalam sebuah RS swasta — yang selalu full pasien — sampai rumah lepas semua pakaian lalu mandi dan keramas.

Pemilik Blog Jumat 30 Mei 2025 ~ 15.57 Reply

1. Biasanya dalam tas saya bawa hand sanitizer dan tisu basah. Gunanya air putih untuk tambahan cuci tangan saat darurat

2. Malam dari acara meriung, sampai rumah saya mandi lagi, pakaian masuk cucian. Tanpa acara keluar pun kalo lagi sumuk, tengah malam pun saya mandi lagi sebelum tidur 🙈

mpokb Jumat 30 Mei 2025 ~ 11.56 Reply

Covid-nya sudah lupa, walaupun dampaknya terhadap penghidupan masih terasa 😅
Soal cuci tangan sehabis bepergian, penting itu, apalagi habis naik angkutan umum

Pemilik Blog Jumat 30 Mei 2025 ~ 16.02 Reply

Betul dampak nya itu, Mbak. Termasuk terhadap ekonomi.
BTW contoh kasus cuci tangan harfiah di depan publik yang dicatat dalam sejarah adalah gubernur Romawi di Palestina: untuk melepaskan diri dari tanggung jawab terhadap persekusi terhadap Yesus oleh massa

Tinggalkan Balasan