Harta tak habis tujuh turunan itu kurang banyak. Mestinya sampai sebelas turunan jika diurutkan dari anak, lalu berlanjut ke generasi berikutnya. Sebagai wong Jawa, tak semua orang sempat melihat apalagi momong cucu buyut.
Cucu buyut adalah cucu dari anak Anda. Kalau generasi pertama kawin muda, begitu pula anak dan cucunya, masih mungkin pasangan simbah momong cucu buyut. Kawin muda itu, kalau memakai norma sekarang, antara 18 sampai 20 tahun. Di bawah 18 tahun secara hukum masih anak-anak.
Tingkatan keturunan orang Jawa | |
---|---|
Urutan | Generasi |
Anda | I |
Anak | II |
Putu | III |
Buyut | IV |
Canggah | V |
Warèng | VI |
Udheg-udheg | VII |
Gantung siwur | VIII |
Gropak sénthé | IX |
Kandhang bubrah | X |
Debog bosok | XI |
Galih asem | XII |
Saya tergerak menulis ini setelah membaca urutan keturunan masyarakat Jawa dalam sebuah buku. Saya tak pernah hafal, padahal waktu SMP, dalam pelajaran bahasa daerah, hal itu diajarkan. Di banyak situs, info garis keturunan ini juga bertebaran.
Nama tingkatan keturunan bisa membuat orang tersenyum. Debog bosok itu gedebok busuk. Adapun kandhang bubrah adalah kandang berantakan. Gropak sénthé semacam patahan tangkai daun talas. Ada juga yang menyebutnya grépak. Namun dalam buku disebut goprak, artinya beda: galah pengusir tupai dan burung.
Buku tersebut adalah Banyumas: Sejarah, Budaya, dan Watak (Budiono Herusatoto, 2008). Penulis berasumsi, dari tujuh tingkat keturunan saja, setelah anak, rentang waktunya bisa hampir lima abad. Padahal tak semua keluarga punya dokumen lengkap silsilah. Tersebutkan dalam buku:
Secara teoretis, tingkat garis keturunan itu dapat dihitung dengan nalar: 7 x usia rata-rata generasi 65 tahun = 455 tahun lalu.
Konteks penyampaian tingkatan keturunan tersebut adalah soal klaim diri sebagai wong Banyumas, yang bisa turun temurun jauh; jadi bukan tentang menghimpun dan menimbun harta.
Jadi, kalau Anda hari ini menyebut diri sebagai cucu galih asem dari Ki Ageng Antemono Tempilingen Pengpengan Kawentar, bisa dibayangkan betapa jauhnya jarak Anda dengan pendiri wangsa tersebut.
Sang leluhur pasti berpikir jauh, ingin membangun dinasti – kalau bisa dinasti politik. Kalau di zaman kerajaan sih bisa. Tetapi berapa dinasti kerajaan dengan rentang di atas 500 tahun, yang hingga kini masih kaya raya?
2 Comments
Unik istilahnya, agraris banget :D
Lha memang wong Jawa itu agraris, tapi pernah punya kekuatan maritim. Setelah Majapahit adalah Demak, menyerbu Portugis di Malaka, pada 1513, dengan mengirim armada 100 kapal. Lalu ada susulan 40 kapal dengan 4.000 tentara — kayaknya termasuk ABK.