Arisan, camilan, dan bundir

Arisan bikin guyub, namun bisa berujung maut justru karena jadi money game.

▒ Lama baca 2 menit

Camilan esktrudat cap Arisan — Blogombal.com

Tampaknya saya pernah melihat camilan cap Arisan di lokapasar namun tak mencari tahu lebih jauh. Setelah berada di toko camilan, yang menjual permen jahe itu, saya baru memperhatikan.

Ini camilan esktrudat hasil ekstrusi jagung dan terigu, yakni membentuk bubuk menjadi potongan batang lalu diberi bumbu tabur. Maka tangan kita setelah mengambil terasa dilekati bubuk bumbu.

Aneh, pikir saya. Kenapa bermerek Arisan? Kemudian saya koreksi: justru itu tepat. Arisan selalu disertai camilan bahkan makan besar.

Arisan adalah pengumpulan uang oleh sekelompok orang dengan jumlah anggota yang biasanya tetap. Nilai total pengumpulan uang satu periode diundi. Demikian seterusnya sampai orang terakhir memperoleh haknya.

Waktu saya kecil bertanya kepada ibu saya, kenapa tak menabung sendiri. Kata Ibu, uang bukanlah tujuan melainkan alasan supaya dapat berkumpul dan ngobrol. Proses pengundiannya sih kilat.

Setelah saya remaja jadi paham. Jarak waktu saya mengantar Ibu dengan sepeda motor dan menjemputnya sampai kami tiba di rumah itu bisa tiga jam bahkan lebih.

Acara dimulai pukul lima sore, saya mengedrop Ibu pukul setengah lima, lalu menjemput dan tiba di tempat pukul tujuh, namun acara belum tentu sudah usai.

Ini tak beda dari antar jemput Ibu ke tempat latihan panduan suara di rumah orang. Durasinya lama. Kadang saya dipersilakan masuk, ngobrol dengan putra atau putri nyonya rumah, dan dijamu.

Apakah arisan hanya kegiatan ibu-ibu? Tidak. Waktu saya menjelang remaja, bapak saya pernah ikut arisan sepeda motor bebek, Yamaha V75. Penyelenggaranya adalah Toko Gemari di Salatiga, Jateng, penatu langganan Bapak. Sebulan sekali diundi.

Saya tak tahu motor yang dimenangi Bapak itu undian ke berapa. Yang pasti tak ada penipuan. Dalam perjalanan waktu, si Engkoh Toko akhirnya malah punya tim motocross, tidak bikin arisan lagi.

Saya juga pernah ikut arisan. Di tempat kerja sebelumnya, di lingkungan RT, dan di tempat kerja terakhir. Saya selalu menjadi pemenang pemungkas.

Di arisan bapak-bapak RT, yang hanya sekali terselenggarakan, pemenang menjadi tuan rumah pengundian berikutnya. Artinya nyonya rumah yang repot. Biaya konsumsi lebih besar daripada nilai undian. Ingat, uang bukan tujuan.

Dalam arisan terakhir itu, untuk pertama kalinya, pada 2012, rumah saya menjadi tempat berkumpul warga. Apalagi digabung dengan arisan ibu-ibu. Arisan dimulai bakda Isya, beberapa bapak meriung sampai menjelang tengah malam, kebetulan hujan deras. Saya merasa makin sah sebagai warga setelah sepuluh tahun bermukim.

Di tempat kerja terakhir, arisannya adalah emas. Pengundiannya cepat, sore setelah rapat. Saya pernah punya dua akun.

Demikianlah kisah arisan yang lazim. Tidak istimewa amat, apalagi bagi perempuan. Namun dulu ada arisan call, mirip permainan uang. Ada proses adu bidding. Pada abad lalu, seorang aktris, yang kerap memerankan ibu sareh nan bijak di TVRI, dalam usia 57 mengakhiri hidupnya sendiri karena tak tahan sebagai bandar arisan call. Dialah Marlia Hardi (¬ Wikipedia Indonesia).

Camilan esktrudat cap Arisan — Blogombal.com

8 Comments

@sandalian Senin 26 Mei 2025 ~ 11.47 Reply

Di sebuah perumahan, ritual arisan diganti menjadi undian lewat group WhatsApp untuk menghindari persaingan suguhan setelah melewati setengah periode arisan :D

Pemilik Blog Senin 26 Mei 2025 ~ 14.59 Reply

Solusi bagus.
Suatu kali rapat RT di suatu perumahan, bapak-bapak membawa amanat istri agar arisan cukup air putih saja.

Para bapak setuju. Tapi tidak bisa dieksekusi 😂😂😂🙈🙈🙈🙈

mpokb Senin 26 Mei 2025 ~ 00.47 Reply

Saya ingat berita mengejutkan tentang Marlia Hardi. Sandiwara keluarga kan dulu kayak tontonan wajib, lagian nggak ada tontonan lain hehe

Pemilik Blog Senin 26 Mei 2025 ~ 02.13 Reply

Lha dulu adanya cuma TVRI kan? Mayoritas dari TV hitam putih

Badu Minggu 25 Mei 2025 ~ 14.13 Reply

Maaf, saya ngakak waktu baca bagian “Saya selalu menjadi pemenang pemungkas.” Ndak papa Mas, lakon metune kèri. :)))

Pemilik Blog Minggu 25 Mei 2025 ~ 15.53 Reply

Aha! Itu melegakan saya 👍👏💐😂💯

Junianto Minggu 25 Mei 2025 ~ 11.16 Reply

Sejauh saya ingat, di Solo abad lalu ada arisan pyu (pyu-pyunan). Tampaknya ini istilah lain dari arisan call yang muncul belakangan.

Pemilik Blog Minggu 25 Mei 2025 ~ 14.10 Reply

Itu memang mainan orang yang suka bisnis kayaknya, gimana dapat duit cepat buat modal

Tinggalkan Balasan