Penanda atau rambu meja informasi ini nyeni dan Indonesia banget dalam arti berhasil memasukkan unsur tradisional, yakni motif ukiran (Dayak?) dan tampah. Memang sih, wajah Indonesia tak harus berupa unsur visual tradisional.
Saya membayangkan jika dekorasi di Sarinah, Jakarta, sebagai wakil potret Indonesia kontemporer, untuk meja informasi ini lebih memperhitungkan warna.
Maksud saya, tampah akan lebih menonjol jika latarnya adalah bidang yang berwarna gelap, misalnya cokelat, jingga tua, atau merah tua, bisa juga abu-abu tua semen. Sedangkan latar ukiran bisa sama tuanya, atau lebih tua lagi.
Adapun huruf “i” kecil dan “informasi” tetap putih karena merupakan bentuk trimatra nyata yang akan diperkuat oleh bayangan.
Anda punya ide lain?