Infografik: Anatomi warung Madura

Cara warung menata rokok dan beras berbeda. Warung lain akan meniru?

▒ Lama baca < 1 menit

Infografik: Anatomi warung Madura - Kompas — Blogombal.com

Sebelum ke pokok soal, izinkanlah saya memutar dulu. Saya pernah menegur orang dekat yang menyebut toko di area kami sebagai toko Cina. “Dia punya nama, sebut aja nama orangnya, atau nama tokonya, jangan toko Cina. Rasis itu,” kata saya.

Saya merasa identitas etnis menjadi label dagang padahal si empunya usaha tak memakai nama itu. Namun di sisi lain saya tak keberatan dengan penyebutan warung Padang atau rumah makan Padang. Oh ya, jarang yang menyebut warung Minang, padahal penjualnya dari Pariaman, bukan Padang.

Infografik: Anatomi warung Madura - Kompas — Blogombal.com

Di kawasan saya pernah ada warung Aceh, karena penjualnya orang Aceh. Kini masih ada beberapa warung Batak. Kalau warung Sunda identik dengan makanan.

Infografik: Anatomi warung Madura - Kompas — Blogombal.com

Anehnya tak ada warung Jawa. Ini serupa saya menggugat orang yang saya tegur tadi, “Napa di Glodok Pancoran kamu nggak nyebut toko Cina, apa karena di sana banyak?”

Saya kurang sreg dengan kalimat, “Cinanya tadi bilang, barang itu habis.” Kenapa tak ada Bataknya bilang, Sundanya bilang…?

Akhirnya persoalan agak mereda dalam diri saya. Pemilik toko yang disebut toko Cina menyebut warung lain seperti orang-orang menyebut: toko Batak, warung Aceh, warung Madura…

Infografik: Anatomi warung Madura - Kompas — Blogombal.com

Aha! Warung Madura. Ini memang fenomenal. Koran Kompas edisi Sabtu (17/5/2025), memuat infografik sehalaman tentang penataan warung Madura.

Warung Madura ada di mana-mana. Di beberapa tempat yang aman buka 24 jam, setidaknya sampai lewat tengah jalan. Perokok dan penyuka mi instan suka karena saat hari berganti pun, ya betul dini hari, tetap dapat membeli itu.

Infografik: Anatomi warung Madura - Kompas — Blogombal.com

Cara menata rokok warung Madura memang berbeda. Adapun cara menaruh beras memang khas, dalam kotak bening kaca.

Infografik ini adalah serpihan potret Indonesia. Tentang sesuatu yang nyata ada dalam masyarakat namun kurang kita kenali dengan cermat. Kompas sering melakukan itu melalui infografik.

Anak SMA pembuat karya tulis akan terpandu oleh infografik ini, bahkan mungkin mahasiswa yang akan menulis skripsi juga.

¬ © Hak cipta infografik: Kompas

2 Comments

Junianto Selasa 20 Mei 2025 ~ 07.09 Reply

Beli Aqua ukuran gelas ke toko Madura dekat rumah, 20 buah, penjaga warung bilang harga total Rp 10.000 (Rp 500/gelas).

Dia lalu menawari satu dus saja sekalian, isi 24 gelas, harga Rp 35 ribu (sambil melihat catatan harga yang ditempel di toko).

Lho, berarti harga per gelas jauh lebih mahal daripada eceran yang cuma Rp 500 dong? Jatuhnya hampir Rp 1.500/gelas, kata saya.

Dia ngotot : di catatan harganya segitu, Rp 35.000 per dus, isi 24 gelas.

Tetep ngeyel meski berkali-kali saya jelaskan perhitungannya.

Ya sudah, saya beli eceran saja, Rp 500/gelas, sebanyak 20 gelas.

Pemilik Blog Selasa 20 Mei 2025 ~ 16.26 Reply

Ini bisa jadi anekdot debat ala Arudam 🙈

Kalo saya pesennya di toko Batak, lebih murah daripada di Indomaret dan Alfamart

Tinggalkan Balasan