Tukang semir punah, uang semir masih, apakah mesin semir disukai?

Sekarang era sniker. Tukang sepatu tak dibutuhkan. Tapi pencuci sepatu banyak.

▒ Lama baca < 1 menit

Apakah Anda memanfaatkan mesin penyikat sepatu gratis? — Blogombal.com

Selama dua jam lebih saya lihat tak ada yang menyodorkan sepatu yang terpakai kaki ke mulut mesin semir di Stasiun Tugu, Yogyakarta.

Hanya saya yang iseng mencoba, padahal saya mengenakan sepatu kets. Ini berbeda dari keisengan saya di sebuah toko sepatu pada 2009 di Jakarta. Saat itu saya bersepatu slip-on kulit.

Apakah Anda memanfaatkan mesin penyikat sepatu gratis? — Blogombal.com

Sebutan yang tepat mungkin mesin penyikat sepatu, bukan penyemir sepatu. Bahwa tersedia semir warna natural, untuk kemudian disikat oleh rol bulu sintetis njeprak cokelat atau hitam, tinggal pilih, itu soal lain.

Saat ini jarang terlihat tukang semir sepatu. Bahkan sebelum sniker merebak di segala gaya busana, tukang semir sudah tersingkir. Era sniker adalah masa jaya kios pencuci sepatu.

Dulu, sampai 1990-an, di terminal, stasiun, halte, pasar, dan barber sering ada tukang semir yang membawa kotak peralatan. Saya tak tahu apakah pemakai sepatu sandal kulit juga memanfaatkan tukang semir.

Apakah Anda memanfaatkan mesin penyikat sepatu gratis? — Blogombal.com

Di Barat, terutama Amerika, setahu saya banyak arsip foto tukang semir atau shoeshine boy. Fim berlatar sampai 1960-an juga menampilkan adegan sepatu orang baca koran, misalnya di barber, sedang disemir. Beberapa film mafia termasuk itu. Film dan serial tentang shoeshine boy juga ada.

Sutradara Stanley Kubrick pernah membuat esei foto penyemir sepatu. Ilustrator Amerika Norman Rockwell, yang merekam denyut masyarakat sana, pernah menampilkan layanan lengkap barber: selain cukur juga memotong kuku dan menyemir sepatu.

Apakah Anda memanfaatkan mesin penyikat sepatu gratis? — Blogombal.com

Di Indonesia, kalangan generasi baby boomers awal dan yang lebih tua masih merasakan servis tukang semir. Mungkin karena dulu tak setiap orang sempat menyemir sepatu, maka di luar rumah mereka memanfaatkan tukang semir. Mereka yang bersepatu umumnya orang kantoran dan yang bepergian ke luar kota.

Pengecualian berlaku untuk tentara dan polisi. Sejak dari rumah sepatu mereka sudah bersih kemilap. Tugas Ganjar Pranowo kecil adalah menyemir sepatu bapaknya, seorang polisi.

Gratifikasi pegawai rendahan jadul: uang semir — Blogombal.com

Dulu pula generasi orangtua saya memberi uang semir untuk memperlancar urusan. Itu gratifikasi untuk pegawai rendahan. Di bawah itu adalah uang rokok. Kini uang semir jarang terdengar.

“Full Treatment” by Norman Rockwell on the cover of “The Saturday Evening Post,” May 18, 1940.

Tinggalkan Balasan