Ada berapa warung cap Nesu Mulih di Yogyakarta? Entah. Apakah angkringan Nesu Mulih di Jalan Mangkubumi ada hubungannya dengan empunya nama sejenis di tempat lain, saya tak mencari tahu. Daripada tak dijawab lalu saya nesu. Apalagi kalau saya dijawab semaunya saat menanya hubungan warung dengan Dana Keistimewaan karena tertulis pada tabir warung.
Nesu dalam bahasa Jawa berarti marah. Adapun mulih berarti pulang. Warung pertama bernama Nesu Mulih, menjual aneka baceman, dulu konon mendapatkan nama dari pelanggan yang pulang karena kesal, lantas pulang, akibat terlalu lama mengantre.
Saya belum pernah mencicipi Nesu Mulih mana pun. Angkringan ini saya lihat pagi hari, pukul tujuh lebih, dan saya tak berminat singgah. Kenapa? Sudah kenyang makan bubur di Pasar Kranggan, lalu jalan kaki sampai Pasar Beringharjo, tak ada keinginan makan lagi.
Saya juga waswas kalau mampir, makan, lalu marah, tidak boleh langsung pulang, harus membayar dulu. Misalnya boleh marah dan digratiskan, tetapi harus asah-asah atau korah-korah
2 Comments
Di Kotagede dulu ada angkringan “Nganggo Suwe”, beneran harus sabar menunggu kalau pesan makanan atau minuman di sana. Lokasinya di pertigaan Jalan Pramuka – Jalan Tegal Gendu, Kotagede.
Semingguan yang lalu lewat sana tapi tidak menemukan tempatnya, apa mungkin karena belum malam?
Dulu kalo sudah akrab dengan pemilik atau pelayan kedai, orang memesan makanan dengan tambahan “ora nganggo suwé” 😇