Akhirnya kopi di warung murmer sama rasanya, karena menggunakan kopi sasetan. Bakmi mereka juga mi instan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Warung rakyat Ngopi Sik di Jalan Raya Kodau, Pondokmelati, Bekasi

Di Jalan Raya Kodau, Pondokmelati, Bekasi, ada warung rakyat. Masih baru. Namanya Ngopi Sik. Artinya ngopi dulu. Kenapa harus ngopi?

Inilah terjemahan teks poster dalam bahasa Indonesia. Teks utama yang menjadi tajuk: agar terang (=melek) matanya, lapang rezekinya.

Lalu teks di kiri cangkir: tak usah cekcok. Yang di kanan cangkir: tak usah marah.

Tapi kalau kita minum kopi dan makan mi instan tanpa membayar, si penjual bisa marah, lalu terjadilah percekcokan.

Warung kopi terus bermunculan dengan aneka segmen. Yang kelas rakyat biasanya menggunakan kopi sasetan dengan campuran gula dan susu bubuk. Rasa antarwarung pun seragam. Serupa dengan mi instan rebus mereka.

Tentu ada juga yang menyajikan kopi racikan sendiri. Tapi untuk teh, ya pakai teh celup — kedai kopi di atasnya juga begitu, tapi Twinings, Pickwick, Dilmah, dan Ahmad Tea. Teh priayi kata teman saya. Setahu saya priayi Sala mengonsumsi teh melati oplosan. Priayi yang saya maksud bukan hanya warga keraton lho.

2 thoughts on “Ngopi sik, tak usah cekcok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *